Profil Tim Peserta Liga 1 2018: Persib Bandung
Meski belum bergulir, namun sudah ada beberapa nama pemain yang difavoritkan untuk bisa membawa Persib meraih kejayaan. Siapa saja mereka? Simak prediksi INDOSPORT.
Febri Hariyadi
Jebolan SSB PRO UNI Bandung ini memang tak diragukan lagi kemampuannya. Dia memulai laga dengan Persib Bandung saat usianya terbilang muda yakni 19 tahun di Piala Jenderal Sudirman 2015. Penampilan Febri tentu tak akan dilupakan lantaran skillnya di atas rata-rata pemain seusianya.
Febri terkenal dengan kelincahannya menyisir sisi lapangan memakai kecepatan tinggi yang sulit dihentikan. Terbukti skillnya membuat Febri diganjar sebagai pemain muda terbaik Piala Presiden 2017.
Pada musim 2018, Febri diprediksikan bersinar. Dia pemain muda yang sudah merasakan keseruan ditukangi pelatih-pelatih berpengalaman sehingga membuat kemampuannya semakin terasah.
Meski demikian padatnya jadwal Asian Games juga mempengaruhi penampilan Febri untuk Persib di Liga 1. Febri harus masuk pelatihan demi memperkuat Timnas Indonesia di ajang pesta olahraga Asia tersebut.
Oh In-Kyun
Usia mungkin sudah tak lagi muda, namun pengalaman Oh In-Kyun di lapangan tak diragukan lagi. Dia kini menjadi pencetak gol pertama untuk Persib Bandung di 2018. Kelincahan In-Kyun dan semangatnya yang pantang menyerah membuat gelandang serang ini cukup berbahaya bagi lawan-lawan Persib.
In-Kyun membuktikan jika dirinya mampu memberi tendangan akurat ke gawang lawan. Selain itu, In-Kyun juga sering menjadi assist yang bagus. Di tangan Gomez dia diprediksikan makin bersinar.
Gian Zola
Menjadi partner Timnas Indonesia bersama Febri Hariyadi, plus bersama Febri juga pernah memperkuat Persib U-17 membuat Gian Zola Nasrullah Nugraha bisa menjadi rekan duet Febri dan membahayakan lawan. Jangan diragukan lagi staminanya. Gian yang lahir di Bandung pada 5 Agustus 1998 menjadi pemain termuda di skuat Pangeran Biru.
Gian Zola pun menjadi saksi sejarah ketika Jawa Barat meraih medali emas pada PON XIX 2016 untuk cabor sepakbola. Lewat kontribusinya pula, Tanah Pasundan menundukkan tim Sulawesi Selatan lewat drama adu penalti dengan skor 5-4, dan akhirnya berhasil duduk di peringkat pertama, setelah sebelumnya terakhir kali dimenangkan pada PON II 1951.