Menghormati mendiang kapten Fiorentina Davide Astori yang berpulang ke hariban Yang Kuasa, pada Minggu (04/03/18) saat tertidur di kamar hotelnya di kota Udine, dua parta Liga Champions yang berlangsung pada Rabu (07/03/18) dimulai dengan mengheningkan cipta oleh para pemain dan suporter yang hadir di lapangan.
Dua pertandingan yang mempertemukan Paris Saint-Germain menghadapi Real Madrid dan Liverpool yang menjamu FC Porto itu bukan hanya dimulai dengan mengheningkat cipta sejenak, namun penyelengara pertandingan juga menampilkan foto bek Timnas Italia tersebut pada layar besar yang ada di stadion.
Namun sayangnya suasana khidmat saat mengheningkan cipta sempat tercoreng oleh ulah beberapa suporter yang ada di Stadion Anfield. Sempat terdengar teriakan-terikan dari tribun suporter Porto yang seharusnya diam untuk menghormati tragedi yang mengenaskan bagi publik sepakbola dunia tersebut.
Ulah oknum suporter itu sontak mendapatkan respon dari warganet di sosial media twitter. Misalnya dari James Pearce. Jurnalis Liverpool Echo itu menulis ,"Teriakan Boo sekitar Anfield setelah beberapa orang idiot di ujung tribun suporter Porto berteriak saat mengheningkan cipta untuk Davide Astori."
Boos around Anfield after a handful of idiots in the Porto end shout throughout the minute's silence for Davide Astori. #LFC
— James Pearce (@JamesPearceEcho) March 6, 2018
Tidak cuma di Anfield, di Parc des Princes juga terjadi hal serupa. Suporter tuan rumah terdengar sengaja menganggu jalannya heningkan cipta untuk kapten Fiorentina itu.
"Fans PSG dengan mengheningkan cipta terburuk yang pernah saya dengar dalam penghormatan pada Davide Astori. Menjijikan," tulis akun twitter Football__Tweet.
PSG fans with the worst minute's silence we've ever heard in honour of Davide Astori's sudden death.
— Football__Tweet (@Football__Tweet) March 6, 2018
Disgusting. 🇫🇷😠
Sangat disayangkan memang saat sebagian besar publik sepakbola bersatu memberikan penghormatan kepada salah satu orang yang menghabiskan nafasnya di lapangan hijau, justu ada segelintir oknum yang kehilangan sedikit rasa kemanusian dalam dirinya.