Presiden Paris Saint-Germain, Nasser Al-Khelaifi marah besar ketika melihat timnya gagal lolos dari babak 16 besar Liga Champions musim ini. Klub asal Paris tersebut harus mengakui kedigdayaan dari sang juara bertahan, Real Madrid.
Bermain dua kali melawan Los Blancos, Les Parisien harus menyerah baik secara tandang maupun kandang. Hasil tersebut semakin meningkatkan tekanan terhadap posisi pelatih Unai Emery, tetapi Al-Khelaifi menjamin jika klubnya tidak akan mengambil tindakan gegabah karena Liga Champions bukan menjadi patokan satu-satunya. Sebab itu, dirinya masih belum memikirkan pergantian pelatih.
"Ini bukanlah momen yang pas (untuk melakukan pemecatan). Semua orang pasti akan merasa kesal akibat kekalahan ini,” terang sang Presiden ketika diwawancarai oleh L’Equipe.
“Kami harus tenang dalam memikirkan sesuatu terlebih lagi mengenai masa depan klub, terutama pelatih Unai Emery,” sambung Al-Khelaifi.
Selain ditanya mengenai masa depan sang pelatih, pria berusia 44 tahun itu juga diminati tanggapannya tentang permainan dari Edinson Cavani dkk di dalam lapangan. Ia mengatakan jika klubnya tersebut sudah tampil sangat maksimal.
“Pada babak pertama, kami mendominasi permainan. Kami hanya kalah satu gol. Tetapi, satu gol saja dapat mengubah jalannya laga. Kartu merah dari Marco Verrati juga sangat mempengaruhi pemainan kami. Kami akan selalu bekerja keras untuk memberikan yang terbaik untuk para supporter,” paparnya.
Paris Saint-Germain memang gagal meraih gelar di Liga Champions. Namun, mereka masih mempunyai kesempatan untuk memenangkan dua kompetisi domestik, yakni Liga Prancis dan Piala Prancis.