Sepakbola Mengubah Nasib, 3 Bintang Timnas Indonesia Dulunya Penggembala Kambing
Gol tugiyo yang memanfaatkan umpan dari Ali Sunan pada menit ke-89 sukses membawa PSIS Semarang unggul tipis 1-0 atas Bajul Ijo di Stadion Klabat Manado tahun 1999 silam.
Gol Tugiyo itu disambut suka cita oleh para pendukung PSIS Semarang sampai sekarang. Bagaimana tidak, kala itu Laskar Mahesa Jenar berhasil menjuarai Liga Indonesia musim 1998/99.
Lalu, bagaimanakah latar belakang Tugiyo?
Tugiyo, lahir doi Grobogan, Purwodadi (Jawa Tengah) tahun 1977. Ia adalah Striker jebolan Diklat Ragunan dan sempat memperkuat tim PSSI U-16.
Tugiyo diketahui berasal dari keluarga sederhana. Melansir Fandom.id, ayahnya Tugiyo seorang penarik becak, dan ibunya berprofesi sebagai buruh tani.
Tugiyo sendiri ditugaskan orang tuanya untuk menggembala kambing, tentunya sambil bermain sepakbola yang memang menjadi hobinya.
Tak ingin jadikan sepakbola sekedar hobi, Tugiyo lantas mulai serius dengan masuk tempat pendidikan dan latihan (Diklat) yang mengorbitkan banyak atlet. Mulai dari Diklat Salatiga, Ragunan.
Ia pernah bergabung dengan Timnas U-16 dan berlaga ke Iran. Pemain bertumbuh gempal yang sempat dijuluki 'Maradona dari Purwodadi' sempat dipanggil ke timnas senior saat diasuh Bernard Schumm pada 1999 silam.
Sayangnya, cedera parah yang dideritanya membuatnya gagal mewujudnya impian menjadi penyerang andalan Merah Putih.