Yugoslavia dulu termasuk tim Eropa Timur yang disegani. Nama para bintang di era 1990an menjadi idola seperti Dragan Stojkovic, Sinisa Mihajlovic, Zvonimir Boban, Dejan Savicevic dan lainnya.
Tetapi perang saudara merubah kehidupan mereka. Propinsi-propinsi yang dulu bersatu, akhirnya membentuk negara merdeka sendiri. Para pemain bintang mereka hijrah ke klub-klub kaya seperti AC Milan dan Real Madrid.
Banyak yang meragukan bagaimana kekuatan negara-negara baru pecahan Yugoslavia di ajang sepakbola dunia. Seperti apa mereka nantinya?
Lalu, Kroasia lolos ke Piala Dunia 1998 Prancis. Waktu itu masih ada eks pelatih West Ham Slaven Bilic, Mario Stanic, dan Boban. Nama terakhir ini sekarang menjadi orang nomor dua di FIFA.
TOP 5 NEWS INDOSPORT: PUTERA MENPORA KENA BOGEM, KETUA PSSI JADI GUBERNUR
Di 16 besar mereka mengalahkan Rumania. Lalu, tibalah hal yang paling menghentakkan dunia. Kroasia mengalahkan unggulan Jerman dengan skor 3-0 lewat gol-gol dari Jarni, Vlaovic dan Davor Suker.
Ini mengingatkan kita di delapan besar Piala Dunia 1994, dimana Jerman sebagai juara bertahan juga kalah dari tim Eropa Timur lainnya, Bulgaria yang saat itu diperkuat Hristo Stoichkov dan Emil Kostadinov.
Perjalanan Kroasia terhenti di semifinal setelah kalah dari tuan rumah Prancis (yang kemudian menjadi juara). Di perebutan tempat ketiga, Suker, yang menjadi pencetak gol terbanyak dengan torehan enam gol, mengalahkan Belanda 2-1.
Setelah itu, Kroasia memang lolos ke Piala Dunia berikutnya. Tetapi mereka selalu mentok di fase grup. Saat ini, Luka Modric dan kolega tidak ingin terbuai dengan kisah lama. Waktunya mereka membuktikan bahwa generasi ini bisa lebih dari Suker dan kolega.
Pertarungan Sengit Prancis vs Belgia
Ikuti berita terbaru INDOSPORT dengan topik: PIALA DUNIA 2018 RUSIA