INDOSPORT.COM - Deputi II bidang Operasional INASGOC (panitia Asian Games), Harry Warganegara akhirnya angkat bicara, menjelaskan polemik keputusan untuk melakukan drawing (pengundian) ulang untuk cabor sepak bola di Asian Games 2018.
Menurutnya, hal itu terjadi lantaran dua negara Asia lainnya yakni Uni Emirat Arab (UEA) dan Palestina melakukan protes karena tidak dilibarkan dalam kejuaraan, padahal mereka sudah menyatakan ingin berpartisipasi.
Rupanya, peliknya keadaan itu didasari kesalahan dasar yang dilakukan sendiri oleh pihak UEA dan Palestina, sehingga mereka tidak ikutsertakan pada drawing pembagian grup awal bulan ini.
Harry mengatakan jika UEA dan Palestina memang mendaftar dan memverifikasi kepesertaan dalam cabor sepak bola. Namun dua negara tersebut, mendaftar dan memverifikasi kepesertaan dengan cara manual, padahal pihak INASGOC mewajibkan seluruh peserta harus melakukan secara tersistem atau berbasis online sesuai Komite Olmpiade Asia (OCA).
"Mereka bukan protes. Tapi karena kesalahan mereka sendiri," ujar Harry.
"Kita (Inasgoc) juga nggak mau disalahkan sepenuhnya. Karena semua proses pesertanya dituntut online (daring)," sambungnya.
Buntut dari hal itu, konfederasi sepak bola Asia atau AFC meminta dilakukan pengundian ulang untuk cabor sepak bola di Asian Games. Sejatinya ada dua opsi dalam pengundian ulang (berlaku untuk semua peserta atau hanya untuk Palestina dan UEA). Akan tetapi, AFC menginginkan opsi kedua (undian berlaku untuk seluruh peserta) dan saat ini masih dalam tahap pembahasan.
Format pengundian tersebut baru akan diketahui satu atau dua hari ke depan setelah ada pertemuan INASGOC, OCA dan AFC. Nantinya, pengundian baru akan dilakukan pada pekan depan.
Jadwal Tim Nasional Indonesia U-23 di Asian Games 2018
Terus ikuti berita terbaru INDOSPORT dengan topik: ASIAN GAMES 2018.