INDOSPORT.COM - Kerusuhan terjadi antara salah satu kelompok suporter PSMS Medan dengan puluhan petugas kepolisian yang mengamankan pertandingan, bahkan diduga terjadi pemukulan kepada suporter.
Kisruh yang terjadi usai laga PSMS Medan vs PSM Makassar di laga lanjutan pekan ke-17 Liga 1 2018, ternyata sudah terasa di pertengahan laga tersebut.
Di mana salah satu kelompok suporter menghidupkan flare dan petasan di pertengahan babak kedua. Kerusuhan ini pun diduga karena kekecewaan para suporter yang mengharapkan perombakan di tubuh manajemen Ayam Kinantan.
Bahkan, nyanyian revolusi pengurus terus menggema sepanjang laga, hingga berakhir dengan bentrok usai berlangsungnya laga.
Usai kerusuhan tersebut, salah satu pengakuan suporter yang minta identitasnya dirahasiakan mengaku aksi ini dilakukan atas kekecewaan mereka terhadap pengurus yang tak mau mendengarkan keinginan mereka. Ditambah lagi, pengurus juga sengaja menghentikan jatah tiket untuk salah satu kelompok suporter.
"Mereka stop jual tiket ke kita wajar kalau kita kecewa dan buat aksi seperti ini. Biar sekalian rugi mereka. Kita gak muluk-muluk cuma minta Doddy Taher (CEO) dan Julius Raja (Sekum) lepaskan jabatan," ujarnya saat dikonfirmasi INDOSPORT, Senin (23/07/18) malam.
Sebelumnya, manajemen klub memang menghentikan jatah tiket kepada salah satu kelompok pendukung PSMS, dalam hal ini adalah PSMS Fans Club (PFC).
Hal itu dilakukan sebagai bentuk kekecewaan pengurus atas sikap suporter yang melakukan aksi menyalahkan flare dan lempar botol pada laga yang mempertemukan PSMS Medan kontra Persipura beberapa waktu lalu. Insiden itu pun membuat manajemen terancam sanksi denda dari PSSI sebesar Rp80 juta.
Jadwal Tim Nasional Indonesia U-23 di Asian Games 2018
Terus ikuti berita terbaru INDOSPORT dengan topik: ASIAN GAMES 2018