Pusat Serangan Timnas U-23: Evan Dimas, David Maulana, Lilipaly?
Memiliki ketajaman dan mata yang mampu menemukan ruang-ruang kosong di daerah pertahanan lawan, Lilipaly merupakan tumpuan Luis Milla di dua pertandingan penyisihan Grup A Asian Games 2018.
Di pertandingan pertama, pemain Bali United ini mampu memborong dua gol (dan satu assist). Kemampuannya di mulut gawang membuat Milla bereksperimen di laga kedua, menempatkan Lilipaly sebagai false nine.
Seperti yang telah disebutkan, tak sampai babak pertama selesai, Lilipaly kembali ditugaskan sebagai gelandang serang, bermain di belakang Ilham, karena strategi awal tidak berjalan lancar.
Di pertandingan melawan Palestina tersebut, Lilipaly kesulitan untuk turut serta dalam permainan. Satu-satunya peluang emas yang dimilikinya adalah ketika ia berhasil membentur tiang gawang, itu pun ketika ia berada di posisi offside.
Lebih bermain menunggu di belakang, mencoba memancing pemain-pemain Palestina keluar dari areanya untuk melakukan serangan balasan, Indonesia justru kesulitan untuk memaksimalkan potensi Lilipaly.
Opsi bagi Luis Milla
Pelatih Luis Milla kini harus membuat sebuah pertimbangan untuk menggunakan tiga pemain bintangnya ini. Melawan Laos, menggunkaan Evan Dimas dan salah satu antara Septian atau Lilipaly, misalnya, sebab Indonesia diperkirakan akan menguasai penguasaan bola.
Untuk lawan-lawan berat di mana Indonesia harus lebih banyak bertahan seperti melawan Hong Kong di laga terakhir Grup A, memainkan Zulfiandi dan Hargianto, yang menawarkan keseimbangan di lini tengah, dan salah satu dari tiga gelandang bertipe menyerang yang disebutkan, mungkin menjadi pilihan yang lebih tepat.
Ketiga pemain ini, bagaimanapun, akan memiliki perannya masing-masing di jadwal padat yang akan memaksa Milla untuk melakukan rotasi pemain.