3 Dampak Negatif Bentroknya Piala AFF dengan Liga 1 2018
Dengan berjalannya liga saat timnas bertarung di Piala AFF membuat tim pelatih secara tersirat 'mengalah' dalam pemanggilan pemain.
Bayangkan, baru dua pemain saja yang dipanggil sudah membuat klub-klub kelimpungan.
Kita ambil contoh Sriwijaya FC. Saat dua pemainnya, Alberto Goncalvez dan Zulfiandi, dipanggil timnas, manajemen Laskar Wong Kito langsung minta kelonggaran terhadap PSSI lantaran saat itu mereka sangat butuh poin demi lolos degradasi di laga melawan Persipura.
Namun, permintaannya ditolak. Klub pun tak bisa apa-apa. Padahal, penjadwalan yang semrawutlah yang menjadi penyebabnya.
PSSI menerapkan peraturan tegas berupa denda dan sanksi jika klub menolak melepas pemain.
Saat ini isi skuat di Timnas Indonesia tak lebih dari dua pemain dari masing-masing klub. Padahal, sejumlah klub seperti Barito Putera memiliki banyak pemain yang cukup layak dipanggil selain juga Gavin dan Rizky Pora.
Kondisinya serba salah di mana Timans butuh pemain, sementara klub juga membutuhkan pemain.
Bandingkan dengan Piala AFF 2010 di mana skuat asuhan Riedl kala itu bebas memanggil lima pemain sekaligus dari Arema dan enam dari Sriwijaya FC. Hal itu wajar karena kala itu Arema dan Sriwijaya menjadi klub terbaik di tanah air dan liga pun telah usai sebelum turnamen.