INDOSPORT.COM - Salah satu anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Gusti Randa, membantah jika pihaknya menyesali keputusan menunjuk Bima Sakti sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia, seiring dengan kegagalan di Piala AFF 2018. Ia mengatakan pemilihan Bima sudah sesuai keputusan bersama dengan mempertimbangkan beberapa poin penting.
"Bukan kata penyesalan, saat itu mungkin kita tahu ketika Luis Milla tak bisa, lalu kita lihat asistennya, karena waktunya juga sebentar saja kan," ucapnya.
"Waktu itu yang paling sangat mungkin asistennya Milla yang tentu dari Indonesia, dan itu Bima Sakti. Jadi dia dipilih karena itu karena kami tak mau apa yang diajarkan Milla berubah," imbuhnya.
Menurut Gusti Randa, faktor kedekatan personal Bima Sakti dan pengalaman setahun lebih bersama Luis Milla membuat exco dan PSSI memutuskan menunjuk pelatih 42 tahun itu sebagai pelatih kepala. Pertimbangan itu diambil dengan harapan tidak terlalu banyak perubahan dalam pemanggilan pemain.
Akan tetapi, kiprah Bima Sakti bersama Timnas Indonesia tidak berjalan mulus di Piala AFF 2018. Skuat Garuda gagal lolos dari babak penyisihan Grup B lantaran hanya menempati posisi keempat dengan empat poin (hasil satu kali menang, sekali imbang dan dua kekalahan).
Oleh sebab itu, Gusti Randa menegaskan agar ke depan PSSI belajar dari 'konflik' Luis Milla dan lebih matang dalam melakukan persiapan, terlebih soal penentuan pelatih Timnas Indonesia. Ia berharap tidak ada lagi kontrak jangka pendek yang berujung pada tidak maksimalnya penampilan skuat Garuda.
"Masalah pelatihnya itu yang prioritas menurut saya. Ke depan tak boleh gitu, kalau bisa pelatih itu jangan cuma 3 bulan atau satu paket turnamen. Kalau bisa panjang berprosenya," urai Gusti Randa.
"Ya kami dapat pelajaran penting dari Luis Milla," imbuhnya menyoal tak berlanjutnya kontrak Luis Milla.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Timnas Indonesia Lainnya di INDOSPORT