Benarkah Karut-marut Sepak Bola Indonesia Hanya Karena Mafia Pengaturan Skor?
Hingga pekan ke-32, terbukti lima tim teratas yang berada di kompetisi paling bergensi di Indonesia, Liga 1 dikepalai oleh nama-nama asing. Mulai dari PSM Makassar (Robert Rene Alberts), Persija Jakarta (Stefano Cugurra), Persib Bandung (Mario Gomez), Bhayangkara FC (Simon McMenemy), dan Borneo FC (Dejan Antonic).
Barulah kita dapat menemukan pelatih lokal di Liga pada peringkat keenam atas nama Djajang Nurdjaman yang memimpin Persebaya Surabaya. Bahkan pelatih lokal dengan nama besar seperti Rahmad Darmawan, Subangkit, dan Aji Santoso saja malah berada di jajaran tim menengah ke bawah dalam percaturan Liga 1.
Banyaknya pelatih asing yang berprestasi di Liga 1 dibanding nama lokal akan berdampak buruk. imbasnya adalah berkurangnya kesempatan pelatih lokal untuk memimpin tim-tim besar yang lebih percaya pada pihak asing, padahal mereka perlu diberi kesempatan juga.
Padahal jika ditilik dalam sejarahnya, pelatih asing tidaklah lebih baik daripada dalam negeri dari segi prestasi. Terbukti belum ada pelatih asing yang mampu memberikan satu pun trofi sejak tahun 1991, bahkan gelar Piala AFF U-19 dan AFF U-16 diraih oleh pelatih lokal (Indra Sjafri dan Fakhri Husaini).
Jika melihat dari peta persaingan di Asia Tenggara sendiri, terbukti bahwa pelatih lokal masih bisa bersaing dengan pelatih luar negeri. Dalam persaingan 4 tim terbaik di Piala AFF 2018, terdapat Malaysia yang mempercayai orang lokal dalam diri Tan Cheng Hoe di kursi kepelatihan.
Memang Timnas Indonesia di ajang Piala AFF kemarin mempercayakan nama lokal seperti Bima Sakti, tetapi pemain yang sempat dilatih Sven Goran Eriksson itu masih minim pengalaman di level internasional. Bahkan santer terdengar kabar jika pengganti Bima Sakti akan datang dari nama asing (lagi).
Jika begini terus, lama-lama pamor pelatih lokal akan tergusur oleh sikap apatis pemilik klub yang lebih percaya dengan pihak asing. Padahal menurut penuturan Rahmad Darmawan dalam sebuah acara di TV bahwa kualitas lokal dan asing nyaris sama.