INDOSPORT.COM - Sebagai pemilik saham terbesar di Persija, tentunya gelar juara Liga 1 2018 menjadi sesuatu yang positif bagi Joko Driyono.
Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, tidak menampik bahwa dirinya berada di balik kepemilikan klub Persija Jakarta.
Pria yang pernah menjadi pelaksana tugas Ketum PSSI menggantikan Edy Rahmayadi ini pernah mengungkapkan bahwa dirinya memiliki misi tersendiri untuk tim berjuluk Macan Kemayoran tersebut.
Sekitar awal tahun 2018 sempat muncul simpang siur mengenai keemilikan Persija. Belakangan terungkap bukan Gede Widiade (Direktur Utama Persija) yang menjadi pucuk teratas Persija, melainkan Joko Driyono yang ternyata adalah pemilik saham terbesar Tim Macan Kemayoran.
Jokdri, sapaan akrabnya, memiliki saham mayoritas dalam PT Jakarta Indonesia Hebat (JIH) yang menjadi pemilik di PT Persija Jaya Jakarta selaku pengelola Persija.
Nama Joko Driyono tercatat dalam akta kepemilikan klub Persija Jakarta.
"Yang ditulis di salah satu media, kemudian ramai di media sosial, 99 persen itu benar (soal kepemilikan Persija) dalam konteks data legal," ujar Jokdri di dalam artikel INDOSPORT, Jumat (09/03/18) lalu.
Dalam rancangan strategi yang dimilikinya, Joko Driyono ingin membawa Persija sebagai klub raksasa Asia.
Salah satu langkah awal yang dilakukannya adalah membantu tansformasi kepemilikan Persija dari kepemilikan tunggal (centralized ownership) menjadi kepemilikan kolektif (collective ownership).
Jokdri menilai kepemilikan tunggal lebih berpotensi merugikan Persija ketimbang kepemilikan kolektif.
Proses ini sendiri menurutnya bisa memakan waktu paling cepat 2 tahun dan paling lambat 5 tahun.
PT JIH yang 80 persen sahamnya dikuasai Jokdri bertugas menjamin dan mengantar Persija melakukan transformasi tersebut.
"Pertama restrukturisasi kepemilikan. Misinya adalah kepemilikan tunggal menjadi kepemilikan kolektif di sebuah klub. Proses ini butuh 2-5 tahun. Kami lakukan, memastikan Persija jangan sampai berpindah dari orang ke orang lagi, yang punya potensi merugikan klub," ujar Jokdri.