INDOSPORT.COM - Iwan Budianto menepis dengan tegas atas anggapan murahnya gaji pemain di skuat Arema FC. Hal itu merujuk pada terciptanya rekor yang disandang Arema, setelah mengklaim bahwa pemenuhan hak semua anggota tim berjalan lancar sepanjang kompetisi musim ini.
Prestasi itu pun kemudian memunculkan opini miring bahwa gaji Arthur Cunha dkk dianggap sebagai paket hemat. Penilaian yang di sisi lain cukup rasional, mengingat skuat tim yang dibentuk oleh Joko Susilo itu mayoritas dihuni pemain berusia muda yang belum matang secara jam terbang.
"Persepsi publik banyak yang salah. Para pemain di tim ini bukan paket hemat," papar CEO Arema FC, Iwan Budianto pasca laga menjamu Sriwijaya FC di Stadion Kanjuruhan Malang, Minggu 9 Desember yang lalu.
Menurutnya, lancarnya pemenuhan gaji pemain sepanjang musim ini tak lepas dari strategi yang jitu dari manajemen. Meski di tengah berjalannya kompetisi, tim berlogo kepala singa sempat goyah dari sisi finansial akibat deraan sanksi Komdis PSSI atas berbagai pelanggaran yang dilakukan suporter.
"Mulai sanksi penutupan tribun timur setelah laga menjamu Persib Bandung hingga lima pertandingan tanpa penonton, memang cukup menganggu cash flow (anggaran pengeluaran) kami," tandas IB, sapaan karibnya.
"Tapi ini berkat kerja keras manajemen di bawah pengelolaan kami. Bagaimana kami bisa mencukupi semua kebutuhan itu dari pemasukan dari sisi sponsorship, penjualan tiket pertandingan dan lainnya (salah satunya subsidi)," sambung IB.
Ia pun secara gamblang menyebut gaji pasukan tempurnya itu bernilai cukup tinggi. Sekitar Rp 10 Milyar sudah dihabiskan Arema FC secara khusus untuk memenuhi hak semua anggota tim musim ini.
"Setiap bulan, anggaran gaji pemain adalah Rp 980 juta. Angka itu bukan murah tentunya. Sehingga, ada kekeliruan jika publik mempersepsikan pemain kami sebagai paket hemat," tutupnya.
Ikuti terus berita Liga Indonesia dan berita olahraga lainnya di INDOSPORT.COM