Penyangga Dilepas, Bagaimana Keamanan Atap Stadion Barombong
Menurut anggota tim Perencanaan Gedung Stadion Barombong, Erwin. S, penurunan atap maksimal 8 centimeter. Jika melewati batas itu, bisa dibilang berbahaya. Sebab baja penyangga atap secara matematis tidak kuat menahan beban.
"Kalau sudah lebih dari 8,75 cm bisa dibilang sudah berbahaya. Istilahnya sudah leleh, patah," ujarnya saat ditanya soal sisi kemananan Atap Stadion, Kamis (13/12/.18).
Namun, Erwin menegaskan jika hitung-hitungannya kemungkinan besar setelah semua tiang penyangga dilepas penurunnya akan turun 4 centimeter. Itu dalam batas yang normal dan aman.
Dalam hitungan sederhana kata Erwin, masih tersisa 4 cm untuk batas lendutan maksimum. Itu untuk kemungkinan terburuk, misalnya ada angin kencang, hujan dan faktor alam yang sulit diprediksi.
"Kemungkinan setelah dilepas penurunnya (atap) sekitar 4 cm. Itu untuk main, jangan dibilang atap akan kaku dan tidak goyang. Pasti ada naik dan turun. Itu masih dalam batas toleransi," ujarnya.
"Secara ilmu kontruksi sudah aman. Tapi kan ada juga faktor alam, apalagi di sini daerah pantai, tentu ada angin kencang, hujan dan sebagainya. Saya juga sudah prediksi itu," jelasnya.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa pemasangan atap Stadion Barombong lebih baik dari sistem pemasangan Epicentrum Walk di Jakarta yang baru-baru ini rusak akibat angin kencang.
"Atapnya juga diklip, epicentrum kan cuman ditempel doang. Kalau di sini lebih kuat dan itu sudah diantisipasi," bebernya.
Saat ditanya soal konstruksi tribun penonton, Erwin menegaskan bahwa kondisinya sangat aman untuk menampung puluhan ribu penonton.
"Ya, kita tahu bahwa nantinya orang bisa saja bertumpuk-tumpuk tapi nilai savety (tribun penonton) tinggi sekali. Saya yakin itu," tambahnya.
Terus Ikuti Update Liga 1 dan Berita Sepak Bola Indonesia Lainnya di INDOSPORT.COM