INDOSPORT.COM - Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali, menyindir prestasi dua tim yakni Arema FC dan PSIS Semarang yang bisa bangkit dari keterpurukan di Liga 1 (kasta tertinggi bola Indonesia) 2018.
Akmal menyindir jika orang menyimpilkan prestasi itu karena danya pengaruh orang dalam yang rentan akan adanya match fixing atau pengaturan skor.
Bos PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, memilih santai menanggapi celotehan mantan CEO klub sepak bola Tangerang Wolves tersebut.
Bahkan dirinya menantang Akmal untuk menunjukkan bukti jika tim sepak bola berjulukan Laskar Mahesa Jenar menggunakan kekuasaan sebagai orang dalam PSSI (induk tertinggi bola Indonesia) untuk selamat dari degradasi.
"Kalau saya sih orangnya santai menanggapi tuduhan-tuhan seperti itu. Karena memang tidak ada dasarnya."
"Sekarang dibuktikan saja apakah prestasi PSIS selama ini karena ada hal negatif bahkan match fixing," tegas Yoyok kepada awak portal berita olahraga INDOSPORT, Selasa (18/12/18).
Dirinya juga ingin Akmal Marhali menyaksikan rekaman 34 pertandingan perjalanan PSIS di Liga 1 musim ini. Dari rekaman itulah nanti bisa dilihat pertandingan berjalan seperti apa.
Pria yang juga anggota Exco PSSI itu ingin SOS melihat statistik permainan tim kebanggaan masyarakat Kota Lunpia. Termasuk statistik penalti yang didapat timnya sepanajang 34 laga.
"Jadi kalau mau bisa dilihat seluruh pertandingan kami di musim ini seperti apa. Kalau bicara statistik, kami hanya mendapatkan dua penalti selama bermain di kandang. Lalu kami banyak mendapat hukuman penalti sehingga tak jadi menang," kata dia.
PSIS Semarang mengakhiri kompetisi Liga 1 dengan finish di posisi ke-10 dengan 46 poin. Posisi tersebut sesuai dengan target awal manajemen.
Terus Ikuti Liga 1 dan Berita Sepak Bola Indonesia Lainnya di INDOSPORT.COM