(Analisis) Ini Alasan Mourinho Selalu Bernasib Sial di Musim Ketiga
Pada periode pertamanya di Chelsea, di musim ketiga dan keempatnya dapat dikatakan transfer pemain yang baru didatangkan bukanlah keinginan dari Mourinho. Pada musim ketiga di Chelsea atau tepatnya pada musim 2006/07, tim London Barat mendatangkan salah satu striker mematikan pada masa itu, yakni Andriy Shevchenko dari AC Milan.
Hadirnya Sheva dalam skuat The Blues sebenarnya tidak diinginkan oleh Mourinho yang saat itu lebih percaya dan lebih memilih kepada striker yang sudah ada dalam klubnya, Didier Drogba. Tak heran jika pada masa itu, Sheva jarang diberikan tampil sebagai starter yang pada akhirnya membuat pemilik Chelsea, Roman Abramovich menjadi berang.
Ya, kehadiran Sheva didasari karena Abramovich sendirilah yang mengidolakan mantan kapten Timnas Ukraina tersebut dan mewujudkan impiannya dengan memboyong sang pemain ke dalam klubnya. Imbasnya, ketajaman dari Sheva pun menurun drastis karena jarang mendapatkan kesempatan bermain agar bisa beradaptasi dengan sepak bola di Inggris.
Beruntung, sang pemain masih mampu beberapa kali mencetak gol serta pada musim tersebut Mourinho masih berhasil memberikan gelar Piala FA dan Piala Liga Inggris di musim 2006/07.
Pada musim 2007/08, barulah kutukan untuk Mourinho sudah dimulai namun belum diketahui secara meluas. Di musim 2007/08, salah satu bintang Chelsea, Arjen Robben dilepas ke Real Madrid. Padahal, Mourinho masih ingin mempertahankan pemain asal Belanda tersebut.
Mourinho lebih bersedia agar menukar Robben dengan bintang Madrid saat itu, Robinho. Sayangnya, keinginan Mou tak dipenuhi oleh manajemen Chelsea yang lebih memilih melepas Robben secara permanen. Di sisi lain, Mourinho tetap meminta agar Chelsea memboyong Robinho yang sejatinya juga mengaku tertarik untuk pindah ke klub London Barat.
Hanya saja, saat itu El Real memilih untuk melepasnya pada musim berikutnya. Tak ayal, Mourinho pun merasa kesal karena Chelsea sama sekali tidak melakukan negosiasi. Bahkan, bisa dikatakan pada musim 2007/08 satu-satunya pembelian Chelsea yang sukses didatangkan berdasarkan keinginan dari Mourinho adalah Florent Malouda.
Sementara pemain bintang yang didatangkan dari Barcelona, yakni Juliano Belletti juga hadir karena keinginan Abramovich yang mengharapkan aura juara Liga Champions sang pemain bisa ditularkan ke kubu Chelsea.
Mourinho juga mendatangkan striker lain dari Bayern Munchen dengan status bebas transfer, yakni Claudio Pizarro. Memiliki 3 striker di awal musim 2007/08 membuat manajemen Chelsea mengira Mourinho akan memainkan formasi 3 striker dengan memainkan, Didier Drogba, Andriy Shevchenko, dan Pizarro di lini depan.
Namun siapa yang sangka? Mourinho menerapkan 2 striker dengan menduetkan Drogba dan Pizarro, sementara Sheva yang diidolakan sang pemilik klub malah dijadikan penghias bangku cadangan.
Tak ayal, hubungan Mourinho dengan manajemen Chelsea pun menjadi buruk, ditambah saat itu juga hasil yang didapat oleh The Blues pada awal musim 2007/08 dianggap kurang memuaskan.
Sebenarnya, tim London Barat masih bisa bangkit, namun karena hubungan yang buruk dengan manajemen akhirnya memutuskan Mourinho harus dipecat dari kursi pelatih Chelsea. Usai dipecat dari Chelsea, Mourinho beristirahat kurang lebih selama satu tahun karena pada tahun berikutnya ia baru melatih Inter Milan selama 2 musim.
Bersama Inter, Mourinho terbilang sangat sukses, terlebih pada musim keduanya ia memberikan treble winner, yakni Serie A Italia, Coppa Italia, dan juga Liga Champions.
Pada musim ketiganya, Mourinho memilih untuk mengundurkan diri dan mencoba peruntungan dengan menerima tawaran dari Real Madrid di musim 2010/11.