INDOSPORT.COM - Kapten Timnas Indonesia di Piala AFF 2010, Firman Utina belum lama ini berbicara soal kegagalannya mengeksekusi tendangan penalti di final leg kedua Piala AFF delapan tahun lalu saat berjumpa Malaysia. Ia mengungkapkan hal itu, lantaran banyak tudingan miring yang mengarah ke isu match fixing atau pengaturan skor pada laga tersebut.
Firman mengatakan tidak ada niatan untuk tidak mencetak gol ke gawang Malaysia. Situasi saat itu sangat berbeda, dan pemain seolah berada di dalam tekanan karena harapan besar yang inginkan suporter Indonesia.
Eks pemain Persib Bandung itu mengakui dirinya yang ditunjuk untuk melakukan eksekusi penalti saat itu, lantaran penendang pertama yakni Bambang Pamungkas berada di bangku cadangan. Ketika itu Firman sempat menawarkan kepada Cristian Gonzales dan Irfan Bachdim untuk mengambil jatah tersebut, namun keduanya tidak dalam kondisi siap.
"Di dalam sepak bola itu sudah ditentukan siapa yang nendang pertama itu dan itu Bepe (Bambang Pamungkas), karena dia di bench, orang kedua adalah saya, tapi Alfred Riedl (pelatih Timnas saat itu) bilang itu pun kalau kamu siap," buka Firman.
"Saya kaget, katena tiba-tiba penalti (di menit awal) dan begitu banyaknya suporter dan saya ada rasa ketakutan dengan kekalahan leg pertama, tapi mencoba tenang. Bola senpat diambil Gonzales tapi dia bilang saya saja (yang tendang) dan Irfan juga saya tawarin, tapi dia tidak bisa jadi harus saya," lanjutnya.
Bagi Firman, kegagalan mencetak gol saat final Piala AFF 2010 itu terus membekas di pikirannya. Ia menyatakan itu adalah pengalaman paling buruk selama karir sepak bolanya dan ia harus menerima konsekuensi dihujat oleh penggemar sepak bola.
"Itu kegagalan paling buruk di hidup. Setelahnya saya di bully dan pernah disanjung, tapi ini hal yang wajar," kata pemain yang baru saja membawa Kalteng Putra promosi ke Liga 1 2019 itu.
Terus Ikuti Perkembangan Sepak Bola Seputar Liga 1 Hanya di INDOSPORT.COM