INDOSPORT.COM- Setelah satu tahun lamanya berkutat di Liga 2, Semen Padang akhirnya berhasil kembali ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia, Liga 1 pada musim depan. Akan tetapi, keberhasilan klub berjuluk Kabau Sirah ini, nyatanya tidak lepas dari isu match fixing yang tengah melanda sepak bola Indonesia.
Hal tersebut mencuat tak lain dikarenakan Semen Padang berada di dalam grup yang sama dengan Kalteng Putra, PS Mojokerto Putra, dan Aceh United yang dirumorkan terlibat dalam isu ini. Menanggapi hal tersebut, pelatih Semen Padang, Syafrianto Rusli pun angkat bicara.
Syafrianto pun menuturkan bahwa selama gelaran Liga 2 musim lalu, dirinya acap kali mendapatkan berbagai tawaran untuk melakukan pengaturan skor. Tak sedikit beberapa oknum yang mengaku sebagai pemain ataupun pengurus klub menelfonnya untuk membicarakan hal ini.
"Dia mengaku pemain atau dia mengaku pengurus. Dia minta dikasih draw, dikasih menang, banyak sih. Tapi, ya saya tidak pernah melayani itu," ucap Syafrianto Ruslisaat dihubungi INDOSPORT.com.
Menariknya, walau ajakan untuk mengatur skor silih berganti menghampiri, Syafrianto mengaku selalu menolaknya. Dirinya mengaku alasan utama penolakannya, tak lain dan tak bukan karena tidak tahu harus berbicara apa ke pemainnya, apabila 'menjual' suatu pertandingan.
"Nah jadi banyak kan itu yang minta-minta, tapi saya menghadapi dengan bijaksana aja. Yang penting bagi saya, saya enggak pernah menjual pertandingan, dan saya harus ngomong apa sama pemain, itu kan ga mungkin," paparnya.
Syafrianto pun mengiyakan ketika ditanyai tawaran naik kasta, banyak didapatkan ketika babak delapan besar Liga 2 berlangsung. Menurutnya, tak sedikit dari klub-klub kasta kedua sepak bola Indonesia ini yang memimpikan untuk bermain di Liga 1.
'Iya, delapan besar tentu mau lolos itu banyak," ungkap sang pelatih.
Terus Ikuti Update Sepak Bola Nasional Lainnya Hanya di INDOSPORT.COM