INDOSPORT.COM – Sepak terjang dari Satgas Anti Mafia Bola semakin menunjukan tajinya dengan penangkapan dari sejumlah tersangka ataupun terduga dari kasus match fixing. Terlepas dari apa yang dilakukan oleh Satgas Anti Mafia Bola, Komisi Disiplin (Komdis) PSSI pun mulai menunjukan langkah yang sinergi dengan kepolisian.
Sejumlah pihak yang ditahan oleh Satgas Anti Mafia Bola seperti Johar Lin Eng, Prijanto, Anik Yuni Artika Sari, Dwi Irianto, hingga Nurul Safarid sedang diproses oleh Komdis PSSI untuk dilihat kesalahannya. Tak hanya mereka yang tengah ditahan polisi, orang-orang yang tidak atau belum ditahan pun bahkan beberapa sudah diberi sanksi.
Yang terbaru adalah Vigit Waluyo yang namanya terus menghiasi pemberitaan utama di sejumlah media olahraga dengan berbagai platform-nya. Vigit Waluyo diputuskan untuk dihukum oleh Komdis PSSI dengan sanksi seumur hidup.
Meski begitu, ada banyak pihak yang menganggap hukuman seumur hidup ini perlu dikawal apakah memang seperti itu hukumannya? Tak terkecuali oleh Justinus Lhaksana yang pernah menangani Timnas futsal Indonesia dan saat ini menjadi pengamat sepak bola di Indonesia.
“Contohnya si Bambang Suryo juga pernah kena larangan seumur hidup tapi tetap bisa jadi manajer, dagelan memang PSSI ini. Kalau larangan seumur hidup yah sampai dia mati tidak boleh aktif lagi, ini malah secara legal bisa jadi manajer klub (Persekam Metro FC) di bawah PSSI,” ungkap Justin melalui layanan pesan singkat kepada INDOSPORT.