INDOSPORT.COM - Tidak dipungkiri lagi jika semua pemain sepak bola khusus seorang penyerang, selalu mempunyai hasrat untuk mencetak gol, dalam setiap pertandingan.
Selain untuk membantu timnya meraih kemenangan, bisa mencetak gol juga membuat kuatliasnya striker diakui oleh publik, apalagi mampu menjadi pencetak gol terbanyak dalam satu musim , yang biasa disebut dengan top skor.
Dengan menyabet gelar top skor, seorang striker bisa leluasa meminta kenaikan nilai kontrak untuk musim depan. Hal yang lumrah itu juga terjadi di Liga Indonesia.
Namun di sisi lain, menyandang predikat top skor di kompetisi sepak bola Tanah Air justru seperti pisau bermata dua. Selain mendapat keuntungan, mereka juga bisa merasakan kerugian.
Hal tersebut dikarenakan insting mencetak gol sang pemain bisa menurun di musim berikutnya dan gagal mempertahankan gelar tersebut. Dengan kata lain, tidak mampu mempertahankan gelar top skor secara back to back.
Bahkan, pemain sekelas Boaz Solossa, Sylvano Comvalius dan Cristian Gonzales yang dikenal sebagai raja gol di Liga Indonesia dalam beberapa musim terakhir, tidak mampu melakukannya.
Jadi, bagi peraih gelar top skor di kasta tertinggi Liga Indonesia, harus berusaha ekstra keras di musim berikutnya. Tidak saja untuk mempertahankan gengsinya, tetapi juga menjaga keran golnya agar bisa tetap mengalir.