Djajang Nurdjaman, Sang Legenda Sejati Persib Bandung yang Dicintai Sekaligus Dicaci
Lahir di Majalengka, 17 Oktober 1964, Djajang Nurdjaman (Djanur) bergabung dengan Persib saat usianya masih 17 tahun.
Djanur sudah menggeluti sepak bola sejak usia kecil. Di tanah kelahirannya, Majalengka, Djanur sudah menunjukkan minatnya pada si kulit bundar.
Dengan keterbatasan akses, Djanur akhirnya berhasil bergabung dengan klub internal Persib.
Dalam perjalanan kariernya, Djanur sempat memutuskan untuk meninggalkan Persib Bandung dan memilih bermain di kompetisi Liga Sepak Bola Utama (Galatama).
Di Galatama, Djajang pernah memperkuat tim Sari Bumi Raya Bandung (1979-1980), Sari Bumi Raya Yogyakarta (1980-1982), dan Mercu Buana Medan (1982-1985).
Setelah klub yang dibelanya, Mercu Buana, mengalami kebangkrutan, Djajang memutuskan kembali ke Persib pada tahun 1985. Ia pun diterima dengan tangan terbuka oleh pelatih saat itu, Nandar ISkandar.
Djajang pun langsung tembus tim senior dan merasakan sukses di tahun pertamanya kembali. Djajang berhasil membawa Maung Bandung merebut gelar juara Perserikatan tahun 1986.
Bahkan, Djanur menjadi pahlawan di partai final usai mencetak gol semata wayang kemenangan Persib atas Perseman Manokwari.
Torehan tinta emas Djanur bersama Persib terus berlanjut. Pada musim 1989-1990, ia kembali membawa Persib sebagai juara perserikatan usai mengandaskan Persebaya Surabaya dengan skor 2-0 di partai puncak.