Djajang Nurdjaman, Sang Legenda Sejati Persib Bandung yang Dicintai Sekaligus Dicaci
Setelah memutuskan pensiun, Djanur terjun ke dunia kepelatihan. Ia memulai karier kepelatihanya saaat menjadi asisten Indra Thohir di musim terakhir perserikatan.
Ternyata kesuksesan juga terus menghampiri Djanur. Di musim terakhir perserikatan tahun 1993/94, ia mampu membantu Persib merengkuh gelar perserikatan kelima mereka.
Trofi juara kembali didapatkan setahun kemudian di musim perdana era Liga Indonesia (1994/95). Di partai final kala itu Persib mengandaskan Petrokimia Putra dengan skor 1-0.
Atas peran besarnya ini, Djanur pun dikenang oleh masyarakat Bandung serta dianggap sebagai pahlawan.
Usai sukses sebagai pemain dan asisten pelatih, Djanur mulai meniti karier kepelatihan profesional.
Ia menjadi pelatih utama di tim junior Persib mulai dari U-15, U-16, U-17, sampai U-23.
Usai menimba pengalaman di tim junior, Djanur akhirnya melenggang sebagai pelatih kepala di tim senior klub Indonesia. Tim pertama yang ditangani kala itu adalah Pelita Jaya.
Tiga tahun di Pelita Jaya, ia kembali dihubungi oleh manajer Persib, Umuh Muhctar. Umuh meminta Djajang untuk menahkodai tim senior Maung Bandung. Djanur pun langsung menerima tawaran ini.
Di musim perdananya, Djanur belum bisa langsung memberikan trofi bagi Persib Bandung. Namun, ia mampu membawa Persib finis di posisi lima. Pencapaian itu dirasa cukup baik lantaran ada peningkatan dibanding musim lalu.
Akhirnya, dengan buah kesabaran, Djanur berhasil memberikan prestasi maksimal. Pada gelaran ISL musim 2014, Djanur mampu membawa Persib keluar sebagai juara setelah mengandaskan Persipura di partai final.
Gelar juara ini pun menjadi kepingan pelengkap yang menjadikan Djanur sebagai salah satu legenda terbesar Persib.
Apalagi, setahun kemudian ia mampu memberika trofi juara Piala Presiden 2015 untuk Persib Bandung.
Djanur pun sukses menjadi juara baik di level pemain maupun sebagai pelatih. Namanya pun dielu-elukan oleh para Bobotoh.
Hujatan
Djanur masih menangani Persib di kompetisi ISC A 2016. Namun, pada tanggal 15 Juli 2017, Djajang secara resmi mengundurkan diri sebagai pelatih kepala Persib Bandung lantaran gagal mendongkrak prestasi klub yang terus terpuruk di papan tengah.
Selain itu, tekanan dan hujatan dari Bobotoh yang mengarah langsung kepada dia ditengarai menjadi alasan pengunduruan diri Djanur. Bahkan, tagar #DjanurOut sempat menjadi trending kala itu.
Penampilan buruk Persib di paruh pertama Liga 1 2017 seakan-akan menghapus semua jasa-jasa Djajang untuk Persib di mata Bobotoh.
Djajang pun mundur sebelum akhirnya kembali melatih klub Liga 2 PSMS Medan. Kini, menyongsong musim 2019, Djanur masih menjalankan kariernya sebagai pelatih. Namun, bukan Persib tim yang dibelanya, melainkan sang rival lama, Persebaya Surabaya.