INDOSPORT.COM - Pengunduran diri Edy Rahmayadi dari kursi Ketua Umum PSSI disikapi secara bijak oleh Arema FC. Keputusan yang cukup mengejutkan itu muncul sebagai bentuk tanggung jawab Edy dan Arema memuji sikap ksatria Edy tersebut.
Edy Rahmayadi mengumumkam sendiri pengunduran diri itu pada pidatonya, saat membuka Kongres PSSI di Bali pada Minggu, 20 Januari. Padahal, sosok kelahiran Sabang berusia 57 tahun itu masih berhak menjabat sebagai Ketum PSSI sampai tahun 2020 nanti.
"Sikap ksatria beliau patut dicontoh. Demi kepentingan bangsa yang lebih besar, rela mundur dan diserahkan kepada Pak Joko Driyono yang beliau yakini, PSSI akan lebih baik," ujar Media Officer tim, Sudarmaji dalam rilis resmi Arema FC kepada jurnalis di Malang.
Desakan Edy Rahmayadi untuk mundur dari Ketua Umum PSSI memang semakin gencar selama dua tahun ini. Hal itu tidak lepas dari banyaknya insiden yang mewarnai jalannya kompetisi selama masa kepemimpinannya sejak 10 November 2016 silam.
Perannya juga kian menipis di lingkup federasi sepakbola tanah air sejak September 2018. Hal itu karena mantan Panglima Komando Strategis TNI Angkatan Darat itu juga harus merangkap jabatan sebagai Gubernur Sumatera Utara terpilih.
"Kami salut dan hormat atas segala dedikasinya. Meski tidak lagi di tubuh PSSI, namun hati dan pikirannya akan turut membantu PSSI lebih baik dan maju," sambung rilis tersebut.
Tim Singo Edan pun mengambil pelajaran berharga dari sosok Edy Rahmayadi selama memimpin PSSI. Pasalnya, Arema FC merupakan satu dari sekian anggota resmi PSSI yang suaranya ikut menentukan arah visi dan misi federasi sepak bola tanah air selama ini.
"Beliau memberi inspirasi, agar menjaga kekompakan dan patuh kepada regulasi maupun statuta. Modal itu lah yang membuat PSSI bisa menjadi tegak," tandasnya.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Indonesia Lainnya di INDOSPORT