Profil Joko Driyono, Sosok Kontroversial yang Jadi Ketua Umum Baru PSSI
Joko Driyono mengawali kariernya sebagai seorang jurnalis olahraga. Sempat berseragam Putra Gelora, Joko kemudian menjadi manajer Pelita Krakatau Steel.
Ia kemudian mendapat kesempatan untuk ikut di kepengurusan PSSI pada awal tahun 2000-an. Namun begitu, ia telah sejak tahun 1991 berkecimpung di PSSI.
Karier Jokdri di PSSI bisa dibilang terus melesat. Dari anggota biasa-biasa saja, ia mampu menempati sejumlah posisi-posisi strategis di PSSI.
Tercatat, joko Driyono pernah menempati semua jabatan tinggi yang ada di lingkungan PSSI, mulai dari Direktur Kompetisi BLI, CEP PT Liga Indonesia, Sekretaris Jenderal PSSI, Wakil Ketua, hingga teranyar Plt. Ketua Umum PSSI.
Rangkap Jabatan
Walau dinilai sebagai sosok yang cakap dan mengerti soal sepak bola nasional, namun Joko Driyono tak lepas dari kontroversi.
Kontroversi yang diterima Joko Driyono tak jauh-jauh dari persoalan dirinya yang rangkap jabatan di PSSI.
Di bawah rezim Nurdin Halid tahun 2013 lalu, Joko Driyono diangkat sebagai CEO PT Liga Indonesia. Namun, di saat bersamaan ia juga dipilih menjadi Sekjen PSSI.
Ketika itu PSSI beralasan bahwa tidak ada larangan dalam statuta PSSI soal rangkap jabatan yang dilakukan oleh Jokdri.
Pencalonan Ketua Umum
Selepas era Djohar Arifin, PSSI menggelar KLB untuk mencari ketua umum baru. Joko Driyono pun masuk dalam bursa calon ketua.
Namun hal itu tertunda lantaran kongres baru digelar pada tahun 2016. Pada tahun 2016 inilah muncul nama Edy Rahmayadi.
Edy Rahmayadi akhirnya terpilih usai mengungguli delapan calon lainnya.
Walau tidak jadi Ketua PSSI, namun Joko Driyono tetap mendapat jabatan strategis usai ditetapkan sebagai wakil ketua PSSI dalam Kongres PSSI.
Jokdri berhasil mengantongi 78 suara mengungguli calon kuat lainnya seperti Iwan Budianto.
Plt. Ketua Umum dan Mundurnya Edy Rahmayadi
'Jabatan ganda' sepertinya memang tak bisa jauh-jauh dalam diri Joko Driyono. Saat menjadi waketum pun ia pada akhirnya harus berperan sebagai Plt. Ketua PSSI lantaran sang ketua sesungguhnya, Edy Rahmyadai, lebih sibuk sebagai Gubernur Sumatera Utara.
Dalam kariernya di PSSI, Joko Driyono setidaknya telah merasakan enam ketua umum yang berbeda. Mulai dari Azwar Anas , Agum Gumelar (1999-2003)Nurdin Halid (2003-2011), La Nyalla (2015-2016), dan Edy Rahmayadi (2016-2019).
Kini, selepas ia naik menjadi ketua umum, polemik tetap datang menghampirinya. Kali ini perihal status dirinya sebagai pemilik saham mayoritas Persija yang musim lalu keluar sebagai juara Liga 1.
Ikuti Terus Update Seputar Liga Indonesia dan Berita Olahraga Lainnya di INDOSPORT.COM