INDOSPORT.COM - Persija Jakarta tidak menerima ucapan Vigit Waluyo terkait juara Liga musim 2018 yang telah disetting. Persija meminta Vigit mengklarifikasi ucapannya mengenai ciri-ciri klub yang sudah disetting untuk menjadi juara di kompetisi Liga Indonesia.
Melalui Chief Operation Officer (COO) Persija Jakarta, Rafil Perdana, Persija nyatanya merasa tersinggung dengan ucapan Vigit. Rafil menilai pengakuan Vigit soal ciri-ciri klub yang sudah disetting juara sangat melukai hati Persija Jakarta.
"Apa yang dikatakan saudara Vigit Waluyo jelas-jelas telah melukai hati para pemain Persija Jakarta dan the Jakmania yang sepanjang musim 2018 telah mencurahkan segenap tenaga dan energinya untuk bekerja keras dalam memenangkan pertandingan demi pertandingan," ucap Rafil di kantornya.
Rafil menambahkan, bahwa pernyataan mantan petinggi PS Mojokerto Putra ini sangat tendensius. Baginya Vigit mencari kambing hitam atas tindakan dirinya.
"Kami berpendapat Saudara Vigit terkesan ingin mencari kambing hitam dan melakukan pembenaran atas kesalahan yang dia lakukan, karena pada saat ini dia sudah ditetapkan sebagai tersangka pada dugaan kasus suap yang menimpanya," tambah Rafil.
Sementara itu, kuasa hukum Persija, Malik Bawazier, menyebut Vigit bisa dituntut dengan undang-undang ITE. Hal tersebut terjadi karena mantan petinggi PS Mojokerto Putera tersebu sudah pernyataan yang bohong.
"Maka untuk itu apabila dalam waktu dekat tidak ada permohonan maaf dan sekaligus koreksi dari saudara Vigit atas pernyataannya yang sama sekali tidak berdasar hukum tersebut maka Persija tentunya akan membuat langkah hukum yang tegas baik secara pidana maupun perdata terhadap diri saudara Vigit," ujar Malik.
Sebagai informasi, dalam jumpa pers yang dilaksanakan Ditreskrimum Polda Jatim, pada Kamis (24/1/19) siang WIB, Vigit Waluyo diberikan pertanyaan terkait ciri tim yang telah disetting ataupun telah diketahui menjadi juara sebelum kompetisi berakhir.
Menanggapi pertanyaan itu pengelola PS Mojokerto Putra tersebut menyebut jika PSSI lah yang sejatinya mampu menjawab. Menurut Vigit, PSSI lah yang mengatur jadwal namun ia mengatakan bahwa tim yang bertanding paling awal dan paling akhir kemungkinan bakal menjadi juara.
"Saya jelaskan sedikit, jawaban itu (ciri tim yang telah diketahui sebagai juara) harus dijawab pssi sendiri, mereka yang lebih paham tentang awal penjadwalan dan penugasan wasit." jelas Vigit Waluyo.
"Karena dalam jadwal itu terlihat sekali, siapa yang bertanding di awal dan bertanding pada penutupan terakhir biasanya didukung untuk prestasi yang baik." tambahnya.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Indonesia Lainnya di INDOSPORT