In-depth

Benarkah Manuver Satgas Anti Mafia Bola Picu Sanksi FIFA untuk Indonesia?

Selasa, 5 Februari 2019 16:30 WIB
Editor: Isman Fadil
© Grafis: Eli SUhaeli/INDOSPORT
Presiden Federasi Sepak Bola Spanyol, Angel Maria Villar. Copyright: © Grafis: Eli SUhaeli/INDOSPORT
Presiden Federasi Sepak Bola Spanyol, Angel Maria Villar.
PSSI Disanksi FIFA Bukan karena Intervensi, Melainkan Meminta Sendiri

Saat Indonesia di banned FIFA pada 2015 lalu, SOS menilai sanksi FIFA datang bukan karena intervensi pemerintah, melainkan atas permintaan PSSI sendiri. Pernyataan itu juga pernah diungkapkan oleh Ketua Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), Noor Amman, pada 2016 lalu.

"Waktu itu, PSSI membangkang dan menyatakan bahwa hanya tunduk dan patuh kepada FIFA. Pemerintah sebagai penguasa negeri ini tak dianggap. Bahkan lewat surat ke FIFA, PSSI sendiri yang meminta agar sepak bola Indonesia disanksi karena tuduhan intervensi Pemerintah," kata Noor Amman, seperti dilansir dari Antara.

Di sisi lain, tindakan yang dilakukan Satgas Anti Mafia Bola disebut aman dari sanksi FIFA. Hal ini dikarenakan polisi tidak masuk ranah football family. FIFA sudah mengalaminya di era Sepp Blatter saat banyak kasus korupsi yang terjadi.

"Jadi, masifnya ancaman sanksi FIFA adalah untuk menakut-nakuti publik sepakbola Indonesia saja yang fobia terhadap kata Intervensi," kata Koordinator SOS, Akmal Marhali.

Penggeledahan yang dilakukan Satgas ke kantor PSSI bukanlah hal baru di dunia sepak bola. Pada Juli 2017 lalu, kepolisian Spanyol menyerbu markas Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF). Sang ketua umum, Angel Maria Villar dan putranya ditahan karena terbukti korupsi. 

Dua bulan sebelumnya polisi menggeledah markas Federasi Sepak Bola Ceko (FACR), dan menahan Miroslav Pelta. Juga menyambangi markas FC Jablonec, klub milik Pelta. Namun, dari kedua peristiwa itu, tak ada satupun yang berujung sanksi FIFA.

Terus Ikuti Perkembangan Sepak Bola Seputar Liga 1 Hanya di INDOSPORT.COM

199