INDOSPORT.COM – Pendukung garis keras Inter Milan di Curva Nord meyangkal telah melakukan pelecehan rasisme terhadap, Kalidou Koulibaly, dalam insiden Boxing Day. Mereka juga mencap bek Napoli itu terlalu kekanak-kanakan menyikapi serangan rasis yang diterima.
Penggemar Nerazurri kembali ke Stadion San Siro untuk menyaksikan timnya menuai kekalahan dari Bologna dengan skor 0-1 dalam lanjutan Serie A Italia pada hari Senin (4/2/19).
Ini menjadi kunjungan mereka yang pertama sejak insiden mereka dituduh menyerang Koulibaly, ketika melawan Napoli pada Natal tahun lalu. Akibat dari insiden itu, Inter harus memainkan dua pertandingan secara tertutup, termasuk ditutupnya Curva Nord.
Berbicara soal insiden Koulibaly itu, seorang fans ultras mengatakan bahwa mereka tidak berniat untuk membedakan para pemain sesuai dengan ras. Mereka juga mengecam Koulibaly mencari muka di depan wasit sehingga Inter harus menerima dampaknya.
“Kami tidak peduli dengan rasisme, kami datang ke stadion untuk mendukung para pemain kami, baik itu Keita (Balde) yang berkulit hitam, (Danilo) D’Ambrosio, dari selatan, (Samir) Handanovic dari Slovenia, atau Lautaro (Martinez), yang orang Argentina,” kata fans dilansir dari Punchng.
“Bagi kami, Koulibaly kekanakan, menggunakan kebohingan untuk bersikap sok suci. Jika dia putih, kuning atau biru, kita akan berperilaku dengan cara yang sama. San Siro mencemooh Koulibaly karena isyarat yang tidak bisa diterima (marah kepada wasit setelah dituduh pelanggaran),” lanjut mereka.
Pada akhirnya, sanksi pertandingan tertutup diterima Inter dengan lapang dada. Namun, mereka menyerukan kampanye bertajuk ‘Brothers Universally United’ untuk menegaskan chants monyet tidak boleh digunakan di pertandingan.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Liga Italia Lainnya Hanya di INDOSPORT