INDOSPORT.COM - Rochy Putiray memang tidak langsung menjalani kariernya sebagai pelatih atau pengurus klub pasca gantung sepatu. Striker Timnas Indonesia di era 1990 sampai 2000-an itu memilih jalannya sendiri, dengan menjadi praktisi namun tetap berkecimpung di dunia sepak bola.
Salah satu aktivitasnya adalah dengan ambil bagian pada program pengembangan usia muda. Program yang lebih dikenal youth development itu menarik minatnya untuk tetap aktif di dunia sepak bola melalui acara talent scouting yang tengah digalakkan PSSI.
Ia pun memaparkan sejumlah kesalahan yang seringkali terjadi pada program tersebut. Meski kurikulum sudah tersusun rapi lewat Filanesia (Filosofi Sepak Bola Indonesia), namun masih belum menemui sasarannya.
"Sebenarnya bukan soal kualitas (pemainnya). Tapi, bisa jadi lebih kepada materi yang disampaikan memang kurang," ungkap Rochy Putiray.
"Bisa juga dari pelatih yang berada di SSB itu, kurang memahami materi seperti Filanesia. Dan memang terlihat, program itu tidak menyentuh anak-anak yang berada di pelosok," sambungnya.