Wajarkah Kaum Lesbian Merambah dalam Dunia Sepak Bola?
Sebelum mengetahui lebih jauh tentang pro kontra kaum lesbian dalam dunia sepak bola, ada baiknya untuk mengenal lebih dekat tentang para pesepak bola lesbian.
Siapa sangka di sepak bola perempuan, ternyata jumlah pesepak bola lesbian tidak bisa dibilang sedikit.
Berbeda dengan pesepak bola pria yang gay yang cenderung untuk menutup diri dan menyembunyikan kecenderungan orientasi seksualnya, para pesepak bola perempuan yang lesbian sudah lebih banyak yang terang-terangan mengaku mengenai orientasi sesksualnya.
Dengan kata lain reaksi masyarakat mengenai lesbian dalam dunia sepak bola terlihat seperti lebih diterima ketimbang para kaum gay.
Oleh karena itu perempuan lesbian banyak yang sudah buka-bukaan mengenai hal itu bahkan sampai melangsungkan pernikahan seperti Tameka dan Kirsty.
Selain pasangan baru yang baru menikah di Selandia Baru itu, nyatanya ada banyak pesepak bola perempuan yang mengaku lesbi.
Contohnya adalah Megan Rapinoe Anna yang merupakan gelandang serang timnas Amerika Serikat. Megan Rapinoe pada tahun 2015 mengunggah foto mesra dengan perempuan yang diakuinya merupakan pacarnya, namanya Sera Cahoone.
Tak hanya pemain, lesbian ternyata terjadi pada seorang pelatih yakni Pia Sundhage yang menahkodai timnas sepak bola perempuan Swedia.
Sebelum melatih Swedia, Pia merupakan tokoh di balik kesuksesan Amerika Serikat meraih emas di Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012).
Fenomena lesbian juga terjadi pada timnas sepak bola perempuan Inggris pada tahun 2013, mereka adalah sang pelatih (Hope Powell), kapten (Casey Stoney) dan penyerang utama (Lianne Sanderson). Sang kapten Casey Stoney merupakan seorang pemain bertahan.
Jika memang pesepak bola perempuan begitu banyak, apakah para kaum lesbian masih dianggap tabu?