Meramal Nasib Persija Jakarta di Bursa Saham
Di dunia investasi, dikenal yang namanya penurunan nilai pasar. Hal ini tentunya tidak dapat diremehkan.
Di sepak bola Indonesia, Persija mesti melakukan hitung-hitungan yang cermat jika tak ingin mengalami kejatuhan nilai pasar. Salah satunya adalah dengan menyesuaikan iklim sepak bola tanah air.
Mengapa? Karena hal yang paling utama dalam mebangun investasi yang sehat adalah membangun opini.
Saat ini opini yang mencuat kencang di masyarakat adalah klub-klub sepak bola Indonesia terlibat dalam praktik pengaturan skor oleh para pelaku match fixing. Fatalnya, Persija adalah salah satu tim terdepan yang berkubang di pusaran ini.
Selain itu, salah satu alasan seorang investor ingin menanamkan modalnya di klub adalah industri sepak bola nasional itu sendiri. Apakah industri sepak bola nasional memiliki prospek tinggi.
Yang menjadi persoalan saat ini adalah masih banyak cela dan tantangan di industri sepak bola nasional. Jalannya kompetisi yang kurang profesional dengan ditandai banyaknya penundaan jadwal serta kick off Liga yang kerap diundur.
Belum lagi kredibilitas dari federasi sepak bola PSSI yang akhir-akhir ini sedang dalam titik nadir dengan kasus pengaturan skor.
Akan tetapi, Ferry Paulus tidak merasa khawatir dengan hal tersebut. Baginya, Persija saat ini cukup berfokus pada memperbesar aset klub.
“Kita sedang membuat apa landasan-landasan yang bagus, salah satunya memperbesar aset. Kalau dulu kan Persija nggak punya apa-apa, besok ini kan tak hanya sekedar nama, kalau nama saja kan orang akan bisa lupa,”
Persija juga bakal berfokus pada penguatan sumber-sumber income (pemasukan) yang ada. Sumber pemasukan ini di antaranya adalah melalui merchandise, transfer pemain, sponsorship, dan ticketing.
Dengan perbaikan prestasi serta aspek finansial, Persija yakin sponsor dan investasi pun akan datang sendirinya. “(Ada) mutualisme antara product value yang dijual dengan peningkatan sponsorship,”