INDOSPORT.COM - Sorak sorai Aremania di tribun timur Stadion Kanjuruhan, dipastikan akan kembali ramai untuk kompetisi sepak bola musim 2019 ini.
Hal ini tak lepas dari dihapusnya sanksi bagi Yuli Sumpil, dengan pertimbangan yang kuat dari PSSI (induk tertinggi bola Indonesia).
Sebelumnya, dirijen Aremania itu hanya bisa menyalurkan hasratnya mendukung Arema FC, saat turnamen Piala Indonesia. Ia dan satu koleganya dijerat sanksi larangan memasuki stadion seumur hidup untuk kompetisi Liga 1 (kasta tertinggi bola Indonesia) sejak Oktober 2018 lalu.
"Ya, ini lah bagian dari perjalanan hidup saya. Saya selalu menyerahkan semua atas sanksi itu kepada Tuhan," papar Julez, sapaan akrab Yuli Sumpil saat didatangi sejumlah jurnalis berita sport di rumahnya, kawasan Jalan Sumpil Kota Malang.
Ia pun menyikapinya dengan cara yang sederhana. Bagi Yuli, penilaian soal adil atau tidak dari penghapusan sanksi beratnya itu ia kembalikan sepenuhnya kepada publik sepak bola nasional.
"Mungkin ini bentuk keadilan dari Tuhan. Tetapi, silakan publik yang menilai sendiri, apakah (penghapusan sanksi seumur hidup) ini adil atau tidak," cetus Julez.
PSSI melalui surat bernomor SKEP/14/II/2019 dan SKEP/15/II/2019 memutuskan bahwa sanksi bagi Yuli Sumpil dan Fandy berupa larangan memasuki stadion seumur hidup, tidak berlaku lagi mulai 1 Maret ini.
Sanksi Berat itu sendiri tak lepas dari aksi Julez beserta kogelanya itu yang melakukan aksi provokasi kepada anggota tim Persebaya Surabaya, pada Derby Jatim lanjutan kompetisi Liga 1, 6 Oktober 2018 silam.
"Apa pun keputusan soal sanksi (termasuk penghapusan) tentu saya terima dengan ikhlas. Sebelumnya juga saya tidak pernah meminta banding atau apa pun kepada PSSI atas sanksi ini," pungkasnya.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Indonesia Lainnya di INDOSPORT.COM