In-depth

Naik-Turun Nasib Joko Driyono dan Masa Depan PSSI

Selasa, 26 Maret 2019 13:13 WIB
Penulis: Luqman Nurhadi Arunanta | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Petrus Manus Da' Yerimon/INDOSPORT
Plt Ketua Umum PSSI, Joko Driyono usai memenuhi panggilan Satgas Antimafia Bola, Kamis (24/01/19). Copyright: © Petrus Manus Da' Yerimon/INDOSPORT
Plt Ketua Umum PSSI, Joko Driyono usai memenuhi panggilan Satgas Antimafia Bola, Kamis (24/01/19).
Akselerasi Karier Jokdri

Pidato Edy Rahmayadi di Bali seperti baru kemarin. Edy yang juga Gubernur Sumatera Utara mundur dari singgasana PSSI.

Joko Driyono sesuai Statuta PSSI lantas mengambil alih tugas Edy. Ia harus menjalankan amanah besar di tengah terpuruknya prestasi Timnas Indonesia pasca Piala AFF 2018 dan skandal pengaturan skor.

Satu demi satu pengurus Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Komisi Wasit, pengurus klub, hingga perangkat wasit ditangkap oleh Satgas Antimafia Bola Indonesia.

Akselerasi karier Jokdri, sapaan akrab Joko Driyono, setelah itu lantas mengalami penurunan signifikan. Jokdri awalnya menjadi saksi, tetapi statusnya naik menjadi tersangka setelah penggeledahan di kantornya.

© Satgas Anti Mafia Bola
Penggeledahan dan penyitaan di kediaman/apartemen Joko Driyono Copyright: Satgas Anti Mafia BolaPenggeledahan dan penyitaan di kediaman/apartemen Joko Driyono

Joko Driyono dicekal ke luar negeri dan mulai menjalani pemeriksaan. Total ada lima kali pemeriksaan yang dilakukan Satgas Antimafia Bola hingga akhirnya Joko Driyono ditahan.

Mantan Sekjen PSSI ini menjadi satu-satunya ketum PSSI yang ditangkap karena masalah sepak bola. Dua ketum PSSI sebelumnya, La Nyalla Mattalliti dan Nurdin Halid, juga terlibat kasus, namun di luar masalah sepak bola.

Karier Joko Driyono kini bak detektor detak jantung yang mulai stabil. Tidak ada lagi akselerasi mendaki lagi, yang ada hanya kondisi sunyi sepi yang justru tidak baik-baik saja karena berarti, ini pertanda matinya sebuah karier.