Analisis Pola Permainan Vietnam yang Bisa Dicontoh Timnas Indonesia U-23
Tidak ada yang lebih arif dari Park Hang-seo. Timnas Indonesia U-23 patut berterima kasih karena mantan asisten Guus Hiddink di Piala Dunia 2002 itu begitu serius menghadapi Garuda Muda.
Vietnam menunjukkan permainan yang atraktif sehingga Timnas Indonesia U-23 bisa belajar, terutama untuk sabar dan banyak main dari kaki ke kaki.
Soal sabar, Vietnam mampu meredam nafsu untuk tidak melakukan pelanggaran yang tidak perlu, berbeda dengan Timnas Indonesia yang melakukan kesalahan tidak penting, termasuk dua kartu merah yang didapatkan Marinus Wanewar dan kiper Muhamad Riyandi.
Bicara permainan, Vietnam kerap mengawali serangan dari sisi kiri. Skuat The Golden Star muda banyak mencetak gol lewat skema permainan terbuka dengan Nguyen Quang Hai sebagai porosnya.
Pergerakan di sisi kiri tidak melulu di akhiri umpan lambung. Terkadang bola diarahkan ke kotak penalti lewat cut-inside menyusur tanah yang disambut pemain dari lini kedua.
Build up serangan Vietnam dilakukan dari bawah lewat umpan pendek. Nguyen Quang Hai kerap turun menjemput bola dan mengalirkannya ke depan, bisa dilihat ia sering menusuk ke ke kotak penalti dan melepaskan umpan pendek.
Park Hang-seo mampu memaksimalkan bintang sekelas Nguyen Quang Hai. Hal serupa gagal dipertunjukkan Indra Sjafri ketika membawa Egy Maulana Vikri ke Timnas Indonesia U-23.
Rasanya seperti tidak ada yang spesial. Umpan-umpan magis ala Andres Iniesta kadang muncul dari kaki Egy Maulana Vikri meski, ya, hanya sesekali.