INDOSPORT.COM - Lusinan stadion di Indonesia masih memiliki trek lintasan lari. Hal ini tentunya menjadi PR besar bagi Indonesia yang ingin jadi tuan rumah Piala Dunia 2034.
Indonesia resmi menjadi salah satu negara yang mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034. Kabarnya, Indonesia kan berduet dengan negara ASEAN lainnya, Thailand.
Indonesia-Thailand akan bersaing dengan negara-negara seperti China dan Nigeria. Keinginan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034 sudah mendapat dukungan dari FIFA.
Keinginan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034 tentunya tergolong cukup ambisius. Bagaimana tidak, jika melihat standard Piala Dunia 2018 dan 2022, maka banyak PR yang mesti dikerjakan Indonesia.
Pasalnya, Indonesia saat ini tidak memiliki modal infrastruktur stadion yang 'matang' seperti di Eropa atau setidaknya seperti pesaing terdekat, yakni China.
Seperti yang kita tahu, stadion-stadion besar di Indonesia masih bergaya kuno. Stadion-stadion milik pemerintah tersebut masih mempunyai trek lintasan lari.
Sementara yang kita tahu, FIFA telah lama menerapkan aturan bahwa stadion-stadion di Piala Dunia haruslah khusus untuk sepak bola.
Itu artinya, Indonesia harus keluar biaya ekstra yang sangat besar untuk renovasi. Solusi lainnya, Indonesia harus membangun banyak stadion megah baru.
Pada 2010 lalu, Indonesia sempat memiliki wacana sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Saat itu Indonesia mengusulkan 10 stadion sebagai venue.
Jika stadion-stadion tersebut masih diusulkan untuk jadi venue Piala Dunia 2034, maka Indonesia dipastikan harus merenovasi total bangunan stadion. Pasalnya, sebagian besar dari stadion yang diusulkan tersebut memiliki trek lintasan lari.
Berikut ini adalah 12 stadion besar di Indonesia yang memiliki trek lari lintasan lari:
1. Stadion Gelora Bung Karno (77.193 penonton)
2. Stadion Utama Palaran (60.000 penonton)
3. Stadion Jakabaring Palembang (55.000 penonton)
4. Stadion Gelora Bandung Lautan Api (38.000 penonton)
5. Stadion Si Jalak Harupat (40.000 penonton)
6. Stadion Gelora Bung Tomo (50.000 penonton)
7. Stadion Aji Imbut (35.000 penonton)
8. Stadion Pakansari Bogor (30.000 penonton)
9. Stadion Kapten I Wayan Dipta (25.000 penonton)
10. Stadion Kanjuruhan (40.000 penonton)
11. Stadion Jatidiri Semarang (45.000 penonton)
12. Stadion Teladan Medan (20.000 penonton)
13. Stadion Manahan Solo (20.000 pascarenovasi)
Keinginan Indonesia untuk menjadi host Piala Dunia 2034 seakan tidak sejalan dengan program pembangunan daerah.
Sejumlah stadion megah baru yang sedang dibangun di kota-kota besar Indonesia saat ini masih memiliki trek lintasan lari.
Namun begitu, kita tak bisa menyalahkan pemerintah daerah lantaran mereka membutuhkan gelanggang olahraga yang multifungsi.
Berikut ini stadion megah baru yang sedang dibangung namun dengan trek lintasan lari:
1. Stadiun Utama Sumatera Barat (45.000 penonton)
2. Stadion Barombong Makassar (40.000 penonton)
3. Stadion Utama Papua Bangkit (40.000 penonton)
Di Indonesia sendiri bukan berarti tak ada stadion bergaya modern. Ada juga stadion-stadion besar bergaya modern. Akan tetapi, jumlahnya masih sangat sedikit.
Baru ada setidaknya tiga stadion bergaya modern alias tanpa trek lintasan lari di Indonesia. Ketiga stadion itu adalah Stadion Maguwoharjo (30.000 penonton), Stadion Batakan (40.000 penonton), dan Jakarta International Stadium (masih proses pembangunan).
Tentunya tiga stadion saja tidaklah cukup. Jika Indonesia mau menyelenggarakan event sebesar Piala Dunia, maka Indonesia harus memiliki setidaknya 6-7 stadion megah. Dengan catatan, Indonesia menyelenggarakanya bersama Thailand.
Sekadar informasi, pada 2018 lalu Rusia menyiapkan 12 stadion untuk venue pertandingan. Angka ini bakal bertambah di masa depan seiring dengan jumlah peserta Piala Dunia yang menjadi 48 tim.
Itu artinya, Indonesia mesti keluar biaya lebih besar untuk merenovasi stadion-stadion bertrek lintasan lari yang ada saat ini. Atau jika tidak ingin merenovasi, maka Indonesia harus mengambil opsi membangun lebih banyak stadion megah yang baru.