In-depth

Sepak Bola di Kota Madura, dari Simbah 'Los Galacticos' hingga Klub Antah Berantah

Sabtu, 6 April 2019 16:00 WIB
Penulis: Luqman Nurhadi Arunanta | Editor: Isman Fadil
© Fitra Herdian/Indosport.com
Skuat Madura United. Copyright: © Fitra Herdian/Indosport.com
Skuat Madura United.
Perjalanan menjadi Nama Madura United Hingga Munculnya Mbah Hosen

Dahulu kala, Madura punya empat klub yang menyebar di penjuru pulau: Perseba (sekarang Borneo FC) di Kabupaten Bangkalan yang berkandang di Stadion Gelora Bangkalan, Perssu Sumenep di Kabupaten Sumenep yang bermarkas di Stadion Ahmad Yani, dan Persepam di Kabupaten Pamekasan yang dimukim di Stadion Ratu Pamelingan, dan Persesa di Kabupaten Sampang.

Kiprah Persepam Madura di Liga Super Indonesia sempat membangkitkan gairah suporter Madura. Akan tetapi, kiprah Persepam yang anjlok dan diperparah dengan pembekuan PSSI tahun 2015 kian meredupkan sepak bola Madura.

Achsanul Qosasi lantas menghidupkan kembali sepak bola Madura pada tahun 2016. Lewat akuisisi klub Persipasi Bandung Raya (PBR), kemudian lahirlah Madura United.

Dukungan suporter K-Cong Mania (Perseba), Trunojoyo Mania (Persesa), Tretan Mania (Persepam Madura), dan Peccot Mania (Perssu) yang sempat terpecah akhirnya kembali bersatu untuk mendukung Madura United.

Geliat Madura United bermula di Piala Gubernur Kaltim 2016. Sukses melaju ke final sebelum dihempaskan Pusamania Borneo FC, kesuksesan Laskar Sape Kerrab berlanjut di Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016.

© INTERNET
Suporter Madura United, K-conk Mania. Copyright: INTERNETSuporter Madura United, K-conk Mania.

Madura United sukses meraih juara paruh musim ISC A. Meski gagal meraih gelar kampiun, kiprah mereka di kasta tertinggi mulai diperhitungkan sebagai salah satu calon juara setiap musim sebelum kompetisi belum bergulir.

Seiring lahirnya Madura United, hadir pula Mbah Hosen yang selalu hadir di pinggir lapangan. Mbah Hosen yang telah berusia 80 tahun menjadi ikon sepak bola Madura.

Kakek yang juga ahli dalam bela diri pencak silat ini selalu hadir memimpin pasukan suporter Madura United tanpa rasa pamrih menanti permainan terbaik tim kebanggaannya, baik di laga kandang maupun tandang.

Mbah Hosen bisa dibilang merupakan suporter aktif tertua di Madura bahkan Indonesia. Di usia senjanya, ia menolak diam berpangku tangan untuk mendukung tim kebanggaan masyarakat Madura.

Kakek yang selalu terlihat energik dengan pakaian putih merah khas Madura ini merupakan representasi semangat Madura United, bahwa usia hanya soal angka, tetapi perjuangan haruslah bertahan sepanjang masa.

483