INDOSPORT.COM – Mantan CEO AC Milan, Adriano Galliani, merasa geram dengan keputusan UEFA yang kembali melakukan investigasi mantan timnya terkait kasus Financial Fair Play (FFP). Galliani bahkan menyebut ada sistem yang tak beres di UEFA.
Pada Rabu (10/4/19) lalu, UEFA telah mengumumkan bahwa mereka telah mengadukan AC Milan ke Badan Kontrol Keuangan Klub (CFCB) terkait kasus pelanggaran FFP.
UEFA mengatakan bahwa AC Milan telah gagal dalam menyeimbangkan neraca keuangannya dalam tiga musim, yakni 2015/16, 2016/17 dan 2017/18. Hal ini sempat menimbulkan keanehan mengingat Rossoneri dinyatakan bersih dari FFP pada Desember lalu.
Berita ini turut mengundang reaksi dari mantan CEO sekaligus penggemar berat AC Milan, Adriano Galliani. Menurutnya, jika aturan FFP ini diberlakukan sejak dulu, tak akan ada AC Milan era Silvio Berlusconi yang melegenda.
“Menurut saya, ada sistem yang tidak beres di UEFA. Kami mulai mengelola klub (AC Milan pada tahun 1986) yang saat itu telah mengalami kebangkrutan dua kali dan membawanya meraih gelar Serie A, Liga Champions dan Piala Interkontinental hanya dalam tiga tahun,” kata Galliani, dikutip dari Calciomercato.
“Tapi hari ini, hal itu tak mungkin bisa terjadi lagi. Dengan peraturan Financial Fair Play saat ini, AC Milan-nya Berlusconi –yang telah meraih lima trofi Liga Champions –tak akan pernah ada,” imbuhnya.
Sejak diakuisisi oleh Silvio Berlusconi pada tahun 1986, AC Milan menjelma menjadi salah satu tim terkuat di Eropa. Hal itu terjadi karena pada era tersebut Milan berhasil mendatangkan beberapa nama bintang dan tak pernah terindikasi melanggar aturan Financial Fair Play.
Sementara saat ini, dengan investigasi yang dilakukan UEFA pada AC Milan, akan membuat rencana transfer Rossoneri musim depan terganggu.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Liga Italia Lainnya Hanya di INDOSPORT