INDOSPORT.COM – Jika mendengar nama Sylvano Comvalius, yang diingat pecinta sepak bola Indonesia adalah torehan gol fantastisnya di kompetisi Liga 1 musim 2017 lalu. Saat itu ia mampu menorehkan 37 gol dari 34 penampilannya bersama Bali United.
Bahkan penyerang berkebangsaan Belanda tersebut mampu melampaui catatan legenda Persib Bandung, Peri Sandria. Saat itu Peri Sandria berhasil mengoleksi 34 gol dalam di kompetisi Liga Indonesia musim 1994/95.
Namun nyatanya torehan gol Sylvano Comvalius itu mungkin tidak menjadi bagian yang paling diingat bagi sebagian penikmat si kulit bundar nasional. Sebagian dari mereka ada juga yang mengingat hinaan Comvalius terhadap kompetisi Liga 1.
Itu terjadi ketika dirinya kecewa dengan Liga 1 yang menurutnya tidak adil terhadap Bali United. Seperti yang diketahui pada musim 2017 lalu, ada sedikit konflik dalam memperebutkan gelar juara Liga 1 2017.
Bali United dan Bhayangkara FC menjadi tim yang berjuang memperbutkan gelar juara hingga akhir musim. Sayangnya, Bali United gagal akibat insiden kemenangan WO Bhayangkara atas Mitra Kukar.
Situasi itu membuat Comvalius dan beberapa pemain lokal lainnya kecewa dengan Liga 1, sekaligus PSSI. Comvalius pun tak segan-segan menyebut kompetisi Liga 1 seperti Liga Sirkus, yang artinya hanya lelucon atau main-main.
"Jadi, selamat datang di sirkus. Siapa yang ingin melihat keajaiban? Apapun yang terjadi, kita harus bangga pada musim ini. Bersama-sama kita melakukan pekerjaan yang menakjubkan. Mari berharap dan berdoa untuk akhir yang baik," tulisnya.
Namun kekecewaan itu nampaknya tak membuat Comvalius menolak tawaran Arema FC pada bursa transfer musim ini. Lalu mengapa Comvalius bersedia kembali bersaing di ‘Liga Sirkus’ pada musim ini?
Itu nampaknya tak terlepas dari sulitnya bermain di kompetisi Liga Thailand dan Malaysia. Karena ia tak mampu memperlihatkan permainan terbaiknya di Suphanburi (klub Thailand) dan Kuala Lumpur FA (Malaysia).
Bersama Suphanburi, Comvalius hanya diberikan kesempatan bermain sebanyak tujuh pertandingan. Dari kesempatan itu, penyerang berusia 31 tahun tersebut gagal mencetak satupun gol.
Situasi itu juga terjadi ketika Comvalius berseragam Kuala Lumpur FA. Pemain jebolan akademi Ajax Amsterdam tersebut hanya mampu mencetak satu gol dari lima penampilannya.
Sulitnya bertarung di kompetisi luar selain Indonesia, nampaknya menjadi alasan mengapa Comvalius ingin kembali ke kompetisi yang ia sebut sebagai Liga Sirkus. Namun ini tentunya bukan satu-satunya alasan Comvalius menerima pinangan Arema. Ada beberapa faktor yang mungkin mengubah pikirannya tentang Liga 1.
Terus Ikuti Sepak bola Liga Indonesia dan Berita Olahraga Lainnya di INDOSPORT
Euforia Arema FC Juara Piala Presiden 2019