INDOSPORT.COM- Setelah bertahun-tahun dipuja oleh para pendukungnya sendiri, akhirnya di musim 2018/19 David De Gea merasakan juga caci maki dari para pendukungnya sendiri setelah sang penjaga gawang mencatatkan rekor buruk dengan kebobolan sebanyak 59 kali.
Hal ini tentu saja membuat para pendukung Manchester United murka. Pasalnya, The Reds Devils saat ini tengah mencari poin demi poin, guna mengamankan satu tiket ke Liga Champions musim depan.
Akan tetapi, takdir berkata lagi. Setiap pertandingan demi pertandingan di Liga Inggris, Man United justru harus menerima kenyataan pahit dengan gagal meraup poin penuh.
Tak sedikit yang menyalahkan lini depan The Reds Devils yang mandul, namun tak sedikit pula yang menghujat De Gea karena tak mampu mengamankan gawangnya dari serangan demi serangan, termasuk sejumlah blunder fatal.
Ya, musim 2018/19 memang tercatat sebagai musim terburuk De Gea dalam kariernya. Pasalnya, di musim ini, ia harus menerima kenyataaan bahwa telah kebobolan sebanyak 59 kali dari 44 pertandingan saja. Ditambah lagi, De Gea baru mencatatkan 10 cleansheet.
Alhasil, penampilan penjaga gawang Spanyol ini pun berdampak besar ke peringkat United yang saat ini terdampar di peringkat ke-6 dengan raihan 64 poin. Selisih dua angka dari Arsenal yang tepat berada di atasnya, atau di posisi terakhir untuk mendapatkan tiket ke Liga Europa.
Dengan kondisi seperti ini, para pendukung Manchester United pun secara gamblang meminta cepat atau lambat menjual De Gea, seperti keinginannya beberapa musim lalu yang meminta di jual ke Real Madrid.
Tentu saja permintaan itu menuai kontroversi mengingat De Gea merupakan satu-satunya pahlawan bagi Man United dalam beberapa musim terakhir, atau tepatnya sejak didatangkan dari Atletico Madrid di musim 2011/12 silam. Dia rutin membuat penyelamatan demi penyelamatan kala pemain Man United lainnya tampil buruk.
Bukan kebetulan De Gea dinobatkan sebagai pemain terbaik Manchester United beberapa musim terakhir, satu hal yang menekankan kualitas dirinya sebagai pesepak bola.
Maka, kegagalan Man United belakangan sepenuhnya tidak bisa disalahkan kepada De Gea semata. Banyak faktor lain, seperti mandulnya lini depan The Reds Devils hingga kacaunya lini belakang yang dikomandoi oleh Phil Jones dan Chris Smalling, menjadi penyebab lainnya.
Pernyataan ini tentu saja bukan dimaksudkan untuk melindungi De Gea semata. Berdasarkan catatan yang dimuat oleh Whoscored, tidak ada satupun dari pemain belakang Man United yang tampil apik pada musim ini. Mungkin hanya Victor Lindelof saja yang bisa dikatakan cukup bagus dengan rata-rata 1,4 tekel di setiap pertandingannya.
Andai saja lini belakang Man United memiliki satu nama bintang, maka bukannya tak mungkin bila De Gea bisa tampil fantastis di setiap pertandingan.
Sama halnya ketika awal karier De Gea di Old Trafford. Pada masa itu, lini belakang United yang dikawal oleh duo tembok Eropa, Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic. Duet keduanya berhasil mengantarkan The Reds Devils menjadi salah satu klub yang paling sulit untuk ditembus.
Hasilnya? Satu raihan trofi Liga Primer Inggris musim 2013/14, serta 1 Comunnity Shield, menjadi bukti kehebatan duet Ferdinand-Vidic kala itu. Penampilan De Gea pun turut menuai banyak pujian, terlebih dirinya hanya kebobolan 42 gol saja dan mencetak 12 cleansheet dari 41 pertandingan.