Mengapa Musim 2018/19 Jadi yang Terburuk Bagi Manchester United?
Manchester United bersama Ole Gunnar Solskjaer jika diperhatikan pada akhir tahun lalu bermain dengan intensitas yang sangat tinggi. Di mana para pemain dituntut untuk lebih banyak berlari, tapi justru itu menjadi bumerang.
Bagaimana tidak, Manchester United kerap kedodoran secara fisik jika sudah memasuki babak kedua. Menjadi hal yang sangat langka melihat Manchester United bermain bagus di babak kedua selama ditangani Solskjaer.
Dalam 7 laga terakhir, Manchester United memang selalu rentan di babak kedua dibanding babak pertama. Tecatat di babak pertama, Manchester United mampu mencetak 5 gol tapi di babak kedua hanya ada 2 gol yang bersarang ke gawang lawan.
Menyoal pertahanan, jumlah kebobolan di babak kedua bahkan mencapai 2 kali lipatnya jika dibanding babak pertama (8 di babak kedua dan 4 pada babak pertama). Masalah fisik yang melemah di babak kedua bisa dipahami sumber masalahnya sudah hadir di era Jose Mourinho.
Para pemain Manchester United dianggap sudah terbiasa dengan tempo main lambat ala Mourinho sehingga dari sisi fisik bakal kaget dengan tempo cepat Solskjaer.
Terlebih masalah mengembalikan kekuatan fisik tidak bisa hanya dilakukan dalam 2-3 pekan saja, dibutuhkan waktu yang lama seperti di pra musim
Pada akhirnya persoalan fisik menjadi masalah utama yang harus segera diselesaikan Manchester United. Untuk itu, masa pra musim nanti akan menjadi pertaruhan bagi Solskjaer buat mengembalikan kondisi fisik pemain sehingga dapat bersaing lagi di jalur juara.
Sehingga tidak ada lagi nanti fans yang gigit jari lagi melihat para pesaing di big six menjarah sejumlah trofi bergengsi di depan mata Manchester United.
Cerita Rizky Saat Bertemu Riyad Mahrez di Inggris
Terus Ikuti Perkembangan Seputar Manchester United dan Berita Olahraga Lainnya di INDOSPORT.