INDOSPORT.COM - Nasib miris menimpa mantan tim jawara Ligue 1 Prancis, AS Monaco yang dulu sempat ditakuti sebagai tim elit namun kini malah diambang degradasi.
Pada musim 2018/19, penampilan berbanding terbalik bahkan hingga 180 derajat ditampilkan AS Monaco FC, di mana dari 36 pertandingan yang telah dijalani mereka hanya meraih 7 kemenangan serta menelan 17 kekalahan.
Parahnya lagi AS Monaco telah kebobolan 55 kali dan cuma mencetak 36 gol, sebuah capaian yang membuat mereka mendekam di peringkat 17 dengan raihan 33 angka.
Poin yang sama seperti milik Caen yang duduk di peringkat 18, atau zona degradasi untuk Ligue 1. AS Monaco sendiri sedikit beruntung lantaran unggul produktivitas gol dari Caen, sehingga mereka berhak berada di zona aman, alias satu tingkat diatas Caen.
Namun dengan kompetisi yang masih menyisahkan dua pertandingan lagi, posisi AS Monaco jelas belum aman bahkan bisa jadi mereka bakal degradasi andai salah satu dari laga yang mereka jalani nanti meraih hasil negatif.
AS Monaco bukanlah klub sembarangan di Liga Prancis bahkan mungkin di Eropa, berdiri sejak 94 tahun lalu atau pada 23 Augustus 1924.
Tim yang bermarkas di Stade Louis II ini total telah mengoleksi 8 gelar Liga Prancis dan masing-masing satu gelar, UEFA Cup Winners' Cup, dan UEFA Cup/UEFA Europa League, dan beberapa gelar di kompetisi domestik lain.
Yang paling diingat tentu saat Les Monegasques mengakhiri dominasi PSG yang diperkuat beberapa bintang dunia, dengan menjadi kampiun Ligue 1 Prancis tahun 2016/17, bahkan meski Kylian Mbappe hengkang ke PSG mereka mereka masih sukses menjadi runner-up di musim setelahnya.
Petaka terjadi di musim ini, banyaknya penggembosan skuat AS Monaco yang silih berganti terjadi di awal kompetisi membuat keseimbangan tim menjadi goyah.
Beberapa pemain pilar berhasil hengkang macam Thomas Lemar, Joao Moutinho, serta Fabinho menjadikan Monaco kehilangan taji bahkan melempem dengan tak pernah menang dalam 12 laga, di mulai dari pekan kedua hingga pekan ke-13. Rinciannya empat hasil imbang dan sisanya berakhir dengan kekalahan.
Bukan cuma faktor penggembosan pemain, pemecatan Leonardo Jardim dan digantikan oleh Thierry Henry sebagai pelatih juga menjadi dalang kehancuran masa kejayaan AS Monaco.
Mendepak pelatih yang sukses membawa mereka juara Ligue 1 Prancis, dan menggantikannya dengan juru latih yang bahkan belum pernah melatih satu klub pun, merupakan sebuah kesalahan yang sangat fatal.
Meski Henry adalah legenda AS Monaco, namun ketika menjadi pelatih semua kejayaannya sebagai pemain tampak tak terlihat. Total dalam 20 pertandingan yang telah dilakoni, Henry cuma meraih 5 kemenangan dan 11 kekalahan.
Hasil yang cukup untuk membuat Henry dipecat dari AS Monaco (Henry hanya melatih AS Monaco selama 10 bulan), dan kembali merekrut Leonardo Jardim hingga akrhir musim ini.
Namun "nasi sudah menjadi bubur", AS Monaco telah kehilangan jati diri serta permainan terbaiknya. Mereka pun harus berjuang keras untuk tetap bertahan di Ligue 1 musim depan.
Dengan sisa dua laga, mampukah AS Monaco bertahan di kasta teratas Liga Prancis dan menjaga nama baik mereka sebagai tim besar Prancis, atau malah harus menelan pil pahit dengan terdegarasi seperti yang terjadi tahun 2018 lalu.
Cerita Rizky Saat Bertemu Riyad Mahrez di Inggris
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Liga Serie A Italia dan Berita Olahraga Lainnya Hanya di INDOSPORT