INDOSPORT.COM - Pavel Smolyachenko mengaku sudah tidak kaget lagi meyesuaikan adaptasinya menjalani aktivitas sepak bola di bulan Ramadhan, meski baru pertama kali berkarir di Indonesia.
Hal itu tidak lepas dari kultur di Kota Malang, tak ubahnya di kota kelahirannya. Maka dari itu, tidak heran jika masa adaptasinya berlangsung cukup lancar sejak datang ke Arema FC, awal Januari lalu.
"Tidak ada masalah, saya sudah terbiasa (menjalankan kegiatan sepak bola di bulan puasa)," ujar Pavel Smolyachenko.
Kesamaan kultur itu adalah terkait iklim kehidupan warga sehari-hari. Sebagaimana kota kelahirannya, Malang dan kota lainnya di Indonesia memiliki masyarakat yang beragam latar belakang, salah satunya soal agama.
Pavel pun memberikan hal yang unik perihal kondisi di Fergana, kota kelahirannya. Sebagaimana umumnya masyarakat di Uzbekistan, kota yang berada di sisi timur Taskhent itu juga mayoritas penduduknya beragama muslim.
Perbedaan agama maupun kepercayaan yang dipeluk masyarakat di sana, bisa disimak dari bahasanya sehari-hari. Padahal, masyarakat di negara pecahan Uni Soviet itu memiliki raut muka yang serupa.
"Saya tidak menjalankan puasa, karena sehari-hari berbahasa Russia (mayoritas beragama Kristen Ortodoks)," kata Pavel.
"Kalau warga yang muslim, mereka biasanya berbicara Bahasa Turki (Arab)," sambung gelandang asing Arema FC berusia 27 tahun tersebut.
Ikuti terus Berita Sepak Bola Indonesia dan Berita Olahraga lainnya di INDOSPORT.COM