INDOSPORT.COM - Terdapat kontradiksi nasib Bruno Silva dan Claudir Marini, yaitu perlakuan PSIS Semarang terhadap keduanya sungguh berbeda di Liga 1.
Ya, seperti yang kita ketahui, bahwa Claudir Marini mengalami cedera dan harus menjalani pemulihan selama dua sampai tiga bulan ke depan. Cedera ini pun membuat pelatih PSIS, Jafri Sastra tidak berani memasukkannya ke skuat utama untuk Liga 1 2019.
"Marini tidak bisa kami pakai karena memang ternyata cederanya tidak seperti prediksi awal. Hal ini sebenarnya membuat saya sedikit kecewa," ucap Jafri beberapa waktu lalu.
Dari pernyataan Jafri cukup terlihat bahwa PSIS mencoret Claudir Marini dari skuatnya. Apalagi setelah mendatangkan striker anyar menjelang penutupan bursa transfer Liga 1 2019.
PSIS mendatangkan Silvio Escobar dengan status pinjaman dari Persija Jakarta. Escobar harus dilepas Persija karena proses naturalisasinya ternyata belum rampung dan dirinya masih memakan slot pemain asing.
PSIS pun dianggap berjudi dengan mendatangkan Escobar untuk menggantikan Marini. Marini sejauh ini berkontribusi cukup untuk PSIS, dengan torehan dua gol dari tiga penampilan di Piala Presiden 2019 lalu.
Sementara Escobar? Dia terbukti mandul di Persija dalam beberapa penampilan terakhir dan harus beradaptasi dengan permainan PSIS. Hal ini jelas menjadi kerugian untuk tim berjuluk Laskar Mahesa Jenar.
Mendatangkan Escobar pun menunjukkan adanya kontradiksi nasib Bruno Silva dan Claudir Marini. Kontrakdiksi seperti apakah itu? Berikut INDOSPORT membahasnya untuk Anda.
Bruno Silva dan Claudir Marini di PSIS Semarang
Striker asing PSIS di Liga 1 2018 lalu adalah Bruno Silva. Striker asal Brasil yang cukup membekas di hati para pendukung PSIS karena kontribusinya untuk tim.
Ternyata Bruno Silva sempat mengalami kesialan yang sama seperti Claudir Marini jelang bergulirnya Liga 1 2018. Yaitu saat dirinya berbenturan keras dengan bek Arema FC, Arthur Cunha di pertandingan Piala Gubernur Kaltim 2018.
Bahkan Bruno Silva saat itu harus diangkut menggunakan ambulans dan dilarikan ke rumah sakit terdekat. Beberapa jam setelah pertandingan, Bruno Silva pun tampak memakai penyangga leher dan berbaring di Rumah sakit.
Namun jelang Liga 1 2018 dimulai pada Maret tahun lalu, nama Bruno Silva masih dipertahankan oleh PSIS. Berbeda dengan Claudir Marini yang langsung dicoret oleh PSIS Semarang.
Kesabaran PSIS pada Bruno Silva pun berbuah manis. Striker berusia 28 tahun itu berhasil menjadi top skor klub PSIS dengan 16 gol dan 10 assist dari 31 penampilannya.
Apa yang dilakukan PSIS pada Bruno Silva pun dicontoh oleh Persib Bandung. Persib masih harus menunggu pemulihan dari Esteban Vizcarra yang masih belum sembuh di awal Liga 1 2019. Aneh, kenapa PSIS tak terlalu sabar terhadap Claudir Marini.
Jika benar dicoret nantinya, nampaknya PSIS memang punya ambisi untuk menembus papan atas di Liga 1 2019 ini. Mereka tidak mau berjudi lagi dengan striker asing, oleh karena itu, Escobar langsung dipinjam dari Persija.
Meski sejauh ini belum ada kabar pasti terkait kontrak Claudir Marini diputus atau tidak oleh PSIS, disarankan mereka bersabar dengan striker asal Brasil itu. Jika tidak bisa paruh pertama, putaran kedua Liga 1 2019, Marini nampaknya bisa dimainkan kembali.
Sebaliknya, bila didepak, Claudir Marini bisa dikatakan sebagai tumbal mengingat PSIS musim ini menargetkan posisi 10 besar klasemen. Mereka cenderung tak sabaran dan memilih opsi instan dengan merekrut striker pengganti dalam diri Silvio Escobar.