Seperempat Abad Era Profesional, Tahun Perak Sepak bola Indonesia
Campur tangan pemerintah, dalam hal ini Kemenpora, terhadap sepak bola Indonesia, memaksa FIFA turun tangan. Sanksi pembekuan pun diterima yang lantas berimbas kekosongan kompetisi periode 2015-2016.
Sungguh tamparan keras dari FIFA, tapi sanksi ini toh mendatangkan berkah tersendiri. Para stakeholder sepak bola Indonesia memiliki cukup banyak waktu untuk memikirkan sistem kompetisi yang ideal sebelum masa hukuman berakhir.
Di masa hukuman, PSSI sempat menggelar kompetisi non-resmi bertajuk Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016. Hal ini disebut-sebut menampilkan model terbaik dengan jadwal yang rapi dan teratur bak liga-liga top Eropa.
Model ISC 2016 inilah yang kemudian diaplikasikan ke Liga 1 2017 dan berlanjut hingga kini. Jadwal pertandingan hanya bisa ditunda bila terjadi peristiwa tertentu yang mengharuskan operator liga menggeser ke hari lain.
Secara keseluruhan, model terbaru kompetisi berjalan dengan baik. Satu-satunya hal yang masih saja merecoki Liga Indonesia adalah kasus pengaturan skor dan isu juara telah diatur sejak awal musim oleh pihak tertentu.
Isu semakin liar ketika Joko Driyono selaku petinggi PSSI diketahui memiliki saham mayoritas di Persija yang notabene kampiun Liga 1 2018. Dia bahkan telah mendekam di sel lantaran ditetapkan sebagai tersangka kasus perusakan barang bukti terkait pengaturan skor.
Di luar kasus itu, kompetisi Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat selama 25 tahun. Harapannya tentu saja di tahun perak ini klub-klub Indonesia mulai bisa meraih prestasi mentereng di kancah internasional, terlebih Piala AFC yang kini diwakili PSM. Semoga saja.
Geledah Stadion Tugu Persitara Bareng Pentolan NJ Mania
Ikuti Terus Perkembangan Sepak bola Indonesia dan Olahraga Lainnya Hanya di INDOSPORT