Yossi Benayoun Pensiun, Si Berlian Yahudi Kesayangan Fans Liverpool yang Sering Diejek
Jason Burt, seorang kolumnis dari The Independent pernah menyebut Benayoun sebagai jenius sepak bola saat sang pemain baru berusia 11 tahun di Israel.
Bahkan pada usia 13 tahun, wajah Benayoun sudah terpampang di halaman depan majalah ternama Israel dengan prediksi bakal jadi pesepak bola hebat.
Benar saja prediksi itu terbukti jitu dengan sempat dipanggilnya Benayoun untuk trial di Ajax Amsterdam. Namun dikarenakan home sick, dia memilih untuk pulang lagi ke Israel dengan membela sejumlah klub besar di sana.
Namun, ibarat pepatah jodoh tak akan ke mana, Benayoun segera dibawa ke Spanyol untuk membela Racing Santander, sebelum akhirnya membela West Ham.
Rupanya West Ham menjadi pintu masuk karier Benayoun sebagai pemain bintang mengingat setelah itu ia membela tiga klub besar Inggris, mulai dari Liverpool, Chelsea, dan Arsenal.
Semasa di Liverpool, memang Benayoun tidak mampu menghadirkan satu trofi pun, tapi aksi dribel dan kecepatannya sudah cukup untuk membantu kinerja Steven Gerrard dan Fernando Torres. Tak hanya itu, dia juga pernah mencetak hattrick ke gawang Besiktas di Liga Champions yang membuatnya begitu dicintai fans Liverpool.
Justru bersama Chelsea-lah, Benayoun mendapatkan gelar bergengsi yaitu Liga Europa 2012/13 meski tidak terlalu berkontribusi banyak, tapi ia masih sempat bermain di lima laga.
Seiring bertambahnya usia, maka Benayoun terus mengalami penurunan dalam kariernya hingga ia memutuskan untuk pulang ke negeri asalnya.
Meski punya karier lumayan cemerlang di Eropa, nyatanya ia sering mendapat cemoohan rasisme hanya karena dirinya yang berasal dari Israel. Seperti apa tindakan rasial yang pernah diterima Benayoun?