INDOSPORT.COM - Kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia, Liga 1 2019 telah memasuki pekan ke-2. Meski sejauh ini sudah berjalan cukup baik, namun ada beberapa masalah klasik yang masih saja terjadi.
Masalah tersebut seperti kinerja wasit yang dinilai banyak pihak masih belum maksimal, mulai dari katanya berat sebelah hingga keputusan kontroversial yang masih terjadi.
Kondisi tersebut akhrinya menimbulkan ketidak puasan di kalangan pendukung, seperti yang baru-baru ini terjadi di laga Persebaya vs Kalteng Putra di Stadion Gelora Bung Tomo, pada Selasa (21/05/19) kemarin.
Usai pertandingan yang berakhir 1-1 itu, sejumlah suporter langsung melempari botol ke arah wasit. Mereka merasa wasit menjalankan tugasnya dengan buruk, utamanya ketika menganulir gol Irfan Jaya saat injury time babak kedua.
Beruntung ada aparat kepolisian yang sigap mengamankan, sehingga wasit bisa tetap meninggalkan lapangan menuju lorong ruang ganti.
Sebelumnya, kinerja wasit juga dikeluhkan saat pembukaan Liga 1 2019 lalu antara PSS Sleman vs Arema FC di Stadion Maguwoharjo, pada Rabu (15/05/19).
Dalam laga itu, wasit membuat keputusan kontroversial ketika mengangkat bendera offside kepada pemain Arema. Padahal dari tayangan ulang terlihat jelas jika penggawa Singo Edan berada di posisi onside.
Masa offside?
— Liganesia (@liganesiaid) 15 Mei 2019
"Wasit juga manusia"
Bullshit! pic.twitter.com/Cy0VHZxPQn
Pada akhirnya, suporter yang merasa klubnya dirugikan membuat tindakan anarkis dengan melakukan pelemparan botol ke dalam lapangan, yang mengakibatkan laga sempat dihentikan.
Selang beberapa hari kemudian, Komdis PSSI lalu menjatuhi sanksi untuk PSS Sleman (denda Rp150 juta), Arema FC (Rp75 juta) dan Panitia Pelaksana (Rp50 juta).
Insiden ini bukanlah kali pertama terjadi di Liga 1. Di musim-musim sebelumnya, peristiwa serupa seperti pelemparan botol dan buruknya kinerja wasit juga kerap terjadi.
Di Liga 1 2018 misalnya,
sebanyak 3 klub harus disanksi oleh Komdis PSSI karena melakukan pelemparan botol. Pemicunya sama, mereka kurang puas dengan kepemimpinan wasit.
Tiga klub tersebut adalah PSIS Semarang, Persija dan Persebaya Surabaya. Laskar Mahesa Jenar didenda Rp130 juta, Bajul Ijo didenda sebesar 112,5 juta dan Macan Kemayoran didenda sebesar Rp50 juta. Itu baru sebagian kasus yang terjadi di Liga 1 2018, belum sepanjang musim yang tentunya masih banyak lagi.
Terulangnya insiden ini, wajib menjadi perhatian seluruh stekholder sepak bola Indonesia mulai dari federasi, operator Liga 1, klub dan juga suporter untuk mengevaluasi kinerja wasit, dan juga membentuk kedewasaan terhadap suporter agar bisa menerima segala hasil yang diterima tim kesayangannya. Kalau begini terus, kapan mau maju sepak bola Indonesia?