INDOSPORT.COM - Terdapat tiga momen yang begitu bersejarah pada dunia sepak bola Indonesia di balik ramainya hingar-bingar Hari Lahir Pancasila yang selalu dirayakan setiap 1 Juni.
Hari Lahir Pancasila tercetus dari sebuah judul pidato yang diutarakan oleh mantan Presiden Republik Indonesia pertama Soekarno dalam sidah BPUPKI 1 Juni 1945.
Judul tersebut mendapat sebutan dari mantan ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata pengantar buku yang berisi pidato yang dibukukan oleh BPUPK.
Di balik ramainya Hari Lahir Pancasila terdapat beberapa persitiwa penting yang tercatat dalam sejarah, khususnya di dunia sepak bola nasional.
Sebab setiap hari besar di Indonesia, sebuah sejarah sepak bola nasional sempat tercatat baik itu sebuah pertandingan, pembentukan klub, atau hal lainnya.
Oleh karena itu, dari penelusuran INDOSPORT.COM, terdapat tiga peristiwa bersejarah dalam dunia sepak bola nasional di balik Hari Lahir Pancasila, 1 Juni.
1. Klub Pertama Sumatera
Dahulu, olahraga sepak bola di Indonesia (dulu Hindia Belanda) dimulai dari para orang Eropa, khususnya Belanda yang membawa permainan tersebut ke Tanah Air.
Berdasarkan catatan sejarah yang berjudul "Duct East Indies, Football History" seperti dinukil laman The Rec Sport Soccer Statistic Foundation (RSSSF), ada sebuah klub sepak bola pertama lahir di Sumatera.
Tepatnya pada 1 Juni 1899 berdiri sebuah klub sepak bola bernama Oostkust Sport Club Sumatera (OSCS) di Medan. Klub tersebut menjadi pelopor berdirinya tim lain di Indonesia.
2. Rusuh Bandung Raya vs Persija Jakarta
Peristiwa bersejarah lainnya di dunia sepak bola nasional ialah terjadi kerusuhan dalam sebuah pertandingan antara Bandung Raya vs Persija Jakarta.
Laga tersebut dimainkan di Stadion Siliwangi, Bandung, 1 Juni 1995, atau tepat para Hari Lahir Pancasila. Saat itu, pemain Persija mogok atas keputusan wasit.
Mogoknya pemain Persija bermula ketika wasit memberikan hukuman usai pemain kiper Persija menangkap bola backpass, dengan tendangan tak langsung.
Hal itu membuat amarah para penonton mendadak tinggi dengan melampiaskan kekesalannya melalui lemparan benda apapun di luar stadion.
Kerusuhan bukan hanya terjadi di luar stadion tetapi juga di dalam lapangan, di mana Ketum Persija, Ir. Todung Barita, memprotes keputusan wasit.
Meski begitu, pertandingan Bandung Raya vs Persija Jakarta berakhir 3-1 untuk kemenangan tuan rumah. Gol tuan rumah dikemas oleh Dejan Gluscevic (14'), Tibidi Alexis (21'), dan Peri Sandria (43') sedangkan gol balasan dicetak oleh Iskandar (54').
3. Timnas Rebut Perunggu
Pada 1 Juni juga mencatat kalau Timnas Indonesia berhasil merebut medali perunggu ketika mengikuti kejuaraan multi-event Asian Games 1958 Tokyo.
Timnas Indonesia yang tergabung di Grup B bersama Burma (sekarang Myanmar) dan India, berhasil menang dengan skor 2-1 dan 4-2. Hasil ini membuat Timnas Indonesia lolos.
Pada babak perempatfinal, Timnas Indonesia dengan mudah mempecundangi Filipina dengan skor 5-2. Akan tetapi menelan kekalahan dari Taiwan, meski Timnas Indonesia bermain apik.
Lalu, di laga perebutan juara ketiga, Timnas Indonesia berhasil menekuk India dengan skor 4-1 di Stadion National Tokyo, Jepang dan merebut medali perunggu.