INDOSPORT.COM - Ivan Kolev belum lama ini resmi meninggalkan kursi pelatih Persija Jakarta. Juru taktik asal Bulgaria itu memilih mengundurkan diri meski baru menjalani 3 pekan di kompetisi Shopee Liga 1 Indonesia 2019.
Dari tiga pertandingan pertama yang dilakoni di Liga 1, Macan Kemayoran memang baru meraih satu poin, dengan rincian sekali imbang dan dua kali kalah.
Hal inilah yang membuat mantan pelatih Timnas Indonesia ini memutuskan untuk mengundurkan diri dari melatih Riko Simanjuntak dkk.
Ya, dilansir dari situs resmi Persija, tim Ibu Kota Indonesia ini mengabarkan jika Ivan Kolev telah meninggalkan kursi pelatih.
Lantas, apakah langkah ini terbilang tepat atau terlalu cepat bagi pelatih berusia 61 tahun tersebut?
Baru menjalani tiga pekan lalu mengundurkan diri jelas menjadi langkah yang sangat cepat untuk dilakukan.
Karena skema permainan yang diterapkan dari taktik yang ia jalankan jelas masih perlu waktu untuk bisa menjalin kekompakkan antar pemain.
Pertandingan kompetisi Shopee Liga 1 Indonesia 2019 sendiri bahkan masih ada 31 pertandingan lagi.
Bahkan, pelatih bernama besar seperti Jose Mourinho dan Pep Guardiola pun membutuhkan waktu agar bisa menyatukan skema taktik yang ia inginkan agar para pemainnya dapat memahami apa yang diinginkan.
Paling tidak, Kolev masih bisa membutuhkan waktu sekitar 17 pertandingan atau paruh musim untuk membuktikan kapasitasnya sebagai pelatih apakah bisa memberikan kesuksesan bagi tim.
Di sisi lain, juru taktik yang juga sempat membesut Sriwijaya FC dan Timnas Myanmar ini juga bisa dibilang melakukan langkah yang tepat untuk meninggalkan Persija.
Mengapa? Pertama, Persija menyandang status juara bertahan. Artinya, beban berat berada di pundak Kolev sejak awal musim, bahkan sejak ia memutuskan untuk menjadi pelatih Persija.
Ivan Kolev jelas harus memberikan permainan yang atraktif, kemenangan demi kemenangan agar bisa menguatkan status tersebut.
Kedua, dukungan dari Jakmania, suporter Persija Jakarta. Jakmania memang akan selalu mendukung penuh Persija, termasuk siapapun yang menjadi pelatihnya.
Namun, tentu Jakmania tidak akan membiarkan klub kesayangannya jatuh ke tangan yang salah, mereka juga tak ingin melihat klub favoritnya itu menelan kekalahan.
Artinya, Ivan Kolev jelas harus menjaga nama baik dua sisi, yakni nama baik dari Persija, serta nama baik dirinya sendiri.
Karena jika tidak, bukan tidak mungkin Jakmania ingin agar Persija mendapatkan pelatih baru demi perubahan untuk tim kesayangan.
Ketiga, sepak bola modern masa kini jelas membutuhkan hasil yang instan dan cepat. Harus diakui, tiga pertandingan pertama gagal meraih poin penuh bukanlah hal yang bagus bagi tim sebesar Persija.
Jika pada awal musim saja hasil yang didapat kurang memuaskan, tentu tak ada salahnya jika memilih mundur, karena jika terus dipertahankan hasil yang diraih bisa semakin buruk.
Memang, jika hal seperti ini, maka Kolev bisa dibilang orang yang kurang percaya diri karena baru awal-awal tapi langsung mundur.
Bagus jika ada perubahan ke arah yang lebih baik, tapi bagaimana kalau hasil yang didapat malah bertambah buruk lalu memutuskan untuk mundur?
Tentu keadaan akan dianggap semakin parah bukan? Malah bisa saja Kolev akan dipecat yang berarti nama baiknya akan sedikit tercoreng.
Artinya, keputusan Ivan Kolev untuk mengundurkan diri dari kursi pelatih Persija, memang sebuah langkah yang terlalu cepat, namun tepat dilakukan olehnya.