INDOSPORT.COM - Teka-teki masa depan Ivan Kolev di kursi pelatih utama Persija Jakarta, akhirnya terjawab sudah. Kolev resmi meninggalkan Macan Kemayoran pada Senin (03/06/19) malam WIB.
Kepastian itu juga diumumkan oleh Persija melalui laman resmi klub. Melalui CEO Persija, Ferry Paulus, dirinya sangat menghormati keputusan yang diambil Ivan Kolev.
“Coach Kolev resmi mengundurkan diri dari Persija Jakarta mulai Senin, 3 Juni 2019. Dia merasa bertanggung jawab, karena belum bisa memberikan yang terbaik untuk tim,” ucap Ferry di situs Persija.
Ivan Kolev sendiri didatangkan Persija untuk menggantikan Stefano Cugurra Teco, yang memutuskan hengkang ke Bali United pada Januari lalu.
Namun sayang, kariernya tidak berjalan panjang. Meski terbilang singkat, manajemen Persija tetap mengapresiasi atas dedikasi mantan pelatih timnas ini untuk tim asal Jakarta.
“Kami berterima kasih terhadap apa yang sudah diberikan Kolev untuk tim. Semoga kedepannya Kolev semakin sukses dimana pun melanjutkan kariernya sebagai pelatih,” harapnya.
Lebih lanjut, Ferry Paulus juga menjelaskan, dalam beberapa hari kedepan manajemen akan segera mengambil langkah untuk mencari pengganti Ivan Kolev.
Sejumlah nama pun digadang-gadang masuk dalam bursa calon pelatih baru Persija. Termasuk tiga mantan pelatih Persib Bandung ini yang dinilai cocok jadi pelatih Persija:
1. Djajang Nurdjaman
Djajang Nurdjaman saat ini merupakan salah satu pelatih lokal yang cukup sukses di kancah sepak bola Indonesia. Bagaimana tidak, ia sudah banyak memberikan gelar di beberapa klub yang ditukanginya.
Pada tahun 2014-2015, Persib Bandung berhasil dibawanya meraih dua gelar prestisius, yakni Liga Super Indonesia dan Piala Presiden.
Karena desakan dari suporter yang kecewa Persib tampil kurang memuaskan di musi selanjutnya, Djanur pun memutuskan untuk mundur dan rehat, sebelum akhirnya melatih Persebaya di penghujung putaran kedua Liga 1 2018.
Bersama Bajul Ijo, Djanur mampu memperbaiki performa tim hingga membawa timnya ke final Piala Presiden 2019. Namun kandas oleh Madura United.
Memasuki Liga 1 2019, Djanur gagal membawa performa Persebaya seperti musim lalu. Tim kebanggaan Bonek itu mengalami penurunan kualitas, karena terseok-seok di tiga laga awal kompetisi.
Saat ini, Persebaya berada di urutan ke-13 dengan koleksi 2 poin. Hasil dari 2 kali imbang dan 1 kali kalah. Belum meraih kemenangan, membuat posisi Djanur terancam dan didesak untuk mundur.
Jika hengkang, Persija bisa jadi opsi Djanur untuk kembali melatih di Liga 1 dengan track record yang sudah teruji, Djanur bisa jadi pilihan yang cocok gantikan Ivan Kolev.
2. Vladimir Vujovic
Usai gelaran Liga 1 2018, Vladimir Vujovic memutuskan untuk pesiun di Bhayangkara FC. Tak ingin lama menganggur, mantan bek Persib Bandung itu langsung memutuskan untuk banting stir menjadi pelatih.
Klub Liga 2, Bogor FC jadi klub baru Vujovic mengawali kariernya sebagai juru taktik. Namun baru juga beberapa bulan, Bogor FC diterpa masalah internal.
Mereka ditinggal CEO-nya hingga klub tersebut akhirnya bubar, dan merger menjadi Sulut United. Vladimir Vujovic pun langsung berstatus tanpa klub, sebelum akhirnya dipinang oleh klub Liga 2 lain, PSIM Yogyakarta.
Namun sayang, karier Vlado di PSIM rupanya tidak berjalan mulus. Vlado dianggap belum mampun memberikan kontribusi bagus untuk performa tim.
Puncaknya, ketika PSIM menjalani latih tanding melawan Timnas Indonesia U-23. Suporter PSIM geram dengan gaya bermain anak asuh Vlado, yang dinilainya sangat buruk hingga suara Vlado Out menggema di stadion dan media sosial, mengiri pertandingan tersebut yang berakhir imbang 1-1.
3. Miljan Radovic
Pelatih asal Montenegro ini tengah menganggur usai dipecat oleh Persib beberapa waktu lalu. Hal tersebut bisa opsi untuk manajemen Persija Jakarta mempertimbangkan Radovic, menggantikan Ivan Kolev di Liga 1 2019.
Apalagi Radovic baru saja menambah ilmu kepelatihannya, dengan cara menyelesaikan kursus kepelatihan lisensi UEFA Pro-nya beberapa waktu lalu.
Faktor itu bisa jadi alasan manajemen Persija memboyong Miljan Radovic kembali melatih di Liga 1 2019 nanti, karena ilmu kepelatihan yang baru ditambahnya di Eropa.