INDOSPORT.COM – Nama Muhammad Ridhuan menjadi salah satu pemain asing asal Asia Tenggara yang sukses menorehkan prestasi di kompetisi sepak bola Indonesia. Eks penggawa Timnas Singapura itu merupakan bagian skuat Arema saat menjuarai Indonesia Super League (ISL) musim 2009/10.
Ridhuan datang ke Indonesia bersama kompatriotnya asal Singapura, Noh Alam Shah. Mantan pelatih Arema asal Belanda, Robert Rene Alberts, adalah sosok di balik kedatangan mereka berdua ke tim Singo Edan.
Arema merekrut Ridhuan dan Alam Shah setelah mereka gagal mendatangkan dua pemain Timnas Singapura lainnya, Mustafic Fahrudin dan Baihakki Khaizan.
Meskipun hanya opsi kedua, nyatanya keputusan Arema untuk memboyong Ridhuan dan Alam Shah adalah pilihan yang tepat. Keduanya menjelma menjadi pemain penting bagi skuat Arema asuhan Robert Rene Alberts.
Jika Alam Shah menjadi idola pendukung Arema berkat gelontoran gol-golnya, maka Ridhuan adalah pujaan Aremania berkat permainan atraktifnya di sektor sayap. Bersama Muhammad Fakhruddin yang beroperasi di sayap kiri, Ridhuan menjadi penyuplai bola-bola matang pada Alam Shah dari sisi kanan.
Tak hanya memanjakan para penyerang Arema dengan umpan-umpan matang, Ridhuan juga kerap mencetak gol dan mempertontonkan aksi-aski atraktif yang mengundang decak kagum pendukung Singo Edan.
Bahkan, berkat aksi-aksi menghiburnya di atas lapangan, pemain berpostur 188 cm itu mendapat julukan Cristiano Ronaldo-nya Arema oleh pendukung fanatik Singo Edan. Ia pun mendapat nickname MR6 (sesuai dengan nomor punggungnya) yang merupakan plesetan dari CR7 yang identik dengan Ronaldo.
Ridhuan sendiri termasuk pemain yang sangat setia kepada Arema. Ia bertahan selama tiga setengah musim di klub yang bermarkas di Stadion Kanjuruhan tersebut. Bahkan, ketika Arema dilanda dualisme, pemain yang akrab disapa Ewan itu tetap bertahan di klub kebanggaan arek-arek Malang.
Setelah tiga setengah musim bermain bersama Arema, Ridhuan kemudian dipinjamkan ke klub Putra Samarinda pada kompetisi ISL 2013/14. Usai Indonesia mendapat sanksi dari FIFA, ia lalu kembali ke Singapura untuk membela beberapa klub di negara asalnya, seperti Geylang International, Tampines Rovers, dan terakhir Warriors FC.
Tak hanya sukses di level klub, Ridhuan juga mencatatkan prestasi gemilang bersama Timnas Singapura, dimana ia berhasil mempersembahkan gelar juara Piala AFF 2004 dan 2007.
Ia sempat kembali ke Indonesia untuk membela Borneo FC di ajang Piala Presiden 2018. Setelah itu, pemilik 60 caps dan tiga gol bersama Timnas Singapura itu memutuskan pensiun dari lapangan hijau.