Gianluigi Buffon, Si Pengais Trofi Liga Champions yang Tak Akan Pensiun
Pindah ke Juventus pada tahun 2001, seluruh gelar domestik di Negeri Spaghetti sudah dirasakan oleh ayah 3 orang anak tersebut.
11 gelar Serie A Italia, 1 gelar Serie B Italia, 4 gelar Coppa Italia, dan 5 gelar Piala Super Italia telah direngkuhnya selama berkostum Juve dari tahun 2001 hingga tahun 2018 kemarin.
17 tahun di Juve atau jika ditotal selama 24 tahun bermain di Italia, Buffon sama sekali tak mampu meraih gelar Liga Champions.
Padahal, Buffon pernah menjadi juara dunia bersama Timnas Italia pada tahun 2006 lalu. Sebuah gelar yang sangat jarang dan sulit diraih oleh pemain bintang dalam dunia sepak bola.
Buffon sebenarnya punya 3 kesempatan untuk menjadi juara Liga Champions bersama Juventus, yakni di tahun 2003, 2015, dan 2017 lalu.
Sayangnya, ketiga kesempatan tersebut gagal diraih. Pada tahun 2003, Buffon harus rela melihat rival senegara Juve, AC Milan menjadi juara Liga Champions.
Pada tahun 2015 dan 2017, Gigi lagi-lagi harus gigit jari setelah ia harus merelakan trofi Liga Champions direngkuh oleh 2 klub Spanyol, yakni Barcelona dan Real Madrid.
Keputusan berat pun harus diambil oleh peraih 12 gelar kiper terbaik Serie A Italia tersebut, yaitu meninggalkan Juventus, klub yang melambung namanya untuk bergabung dengan PSG.
Pada musim 2018/19, Buffon sepakat bergabung dengan klub Ibu Kota Prancis itu dengan kontrak setahun dan berharap ia bisa meraih gelar Liga Champions di usianya yang kala itu tepat berusia 40 tahun.
Bagaimana tidak? PSG dihuni oleh sejumlah pemain berlabel bintang, seperti Thiago Silva, Angel Di Maria, Marco Verratti, Kylian Mbappe, Edinson Cavani, hingga sang pemain termahal di dunia, Neymar Jr.
Namun siapa yang sangka? Lagi-lagi niatannya pun gagal terjadi. Jangankan berhasil membawa PSG sampai ke final, Buffon harus puas melihat klub terakhirnya itu kandas di babak 16 besar melawan Manchester United.
Meski mampu meraih gelar juara domestik di Prancis, yaitu Ligue 1 Prancis dan Piala Super Prancis, namun tetap saja trofi Liga Champions masih belum berhasil didapatkannya.
Jika mengatakan Buffon si pemain yang mengais-ngais trofi Liga Champions, sepertinya tidaklah berlebihan dan pastinya terbilang wajar.
Mungkin, bagi sebagian kalangan akan menilai kata mengais merupakan kalimat yang tidak tepat atau tidak pantas diberikan kepada Buffon yang kehebatannya dalam dunia sepak bola sudah diakui di planet Bumi ini.
Di sisi lain, tak sedikit juga yang menilai jika Buffon seharusnya sudah pensiun karena di usianya yang sekarang sangat sulit bagi klub besar manapun yang berpeluang meaih gelar juara Liga Champions masih mau untuk menampungnya.
Kendati demikian, pemain yang juga pernah meraih 3 gelar kiper terbaik di Eropa ini nyatanya masih menarik banyak minat klub Eropa, salah satunya disebutkan adalah mantan klubnya sendiri, Juventus.
Hanya saja, belum diketahui apakah Juve tertarik untuk menggunakan jasanya sebagai pemain atau bagian dari jajaran direksi klub.
Apakah Gianluigi Buffon bisa dibilang berlebihan dalam mencari gelar Liga Champions? Jawabannya belum tentu, sebab Buffon bisa saja menjadi contoh bagi para pemain muda untuk tetap bersemangat dalam usaha menjadi juara Liga Champions.